kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Saham Wijaya Karya (WIKA) masih layak beli, ini sebabnya


Senin, 28 Januari 2019 / 21:11 WIB
Saham Wijaya Karya (WIKA) masih layak beli, ini sebabnya


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berencana untuk membawa dua anak usaha, PT Wijaya Karya Realty dan PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) lewat skema penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada tahun 2019 ini.

Direktur Keuangan Wijaya Karya, Steve Kosasih mengatakan, rencana IPO anak usaha Wijaya Karya Realty bakal dilaksanakan pada semester I 2019. Ia pun memaparkan bahwa Wijaya Karya Realty akan IPO dengan menggunakan buku periode Desember 2018. "Target dana yang diincar berkisar dari Rp 1,5 triliun-Rp 2 triliun," paparnya di Jakarta, hari ini (28/1).

Selanjutnya, Steve menyebutkan bahwa pihaknya juga bakal membawa Wijaya Karya Industri dan Konstruksi IPO pada semester II 2019. Adapun dana yang diincar tidak jauh berbeda dengan Wijaya Karya Realty. “Kalau masing-masing antara Rp 1,5 triliun-Rp 2,5 triliun, maka rata-rata sekitar Rp 4 trilun- Rp 5 triliun," tambah dia.

Sementara dari sisi kinerja, WIKA menargetkan perolehan kontrak baru di 2019 tumbuh 32% menjadi Rp 66,74 triliun dibandingkan dengan tahun 2018 yang sebesar Rp 50,65 triliun. Adapun total perolehan order book juga akan menjadi Rp 140 triliun di 2019. Catatan KONTAN, target order book di 2018 sebesar Rp 130 triliun dapat tercapai pada akhir 2018.

Perusahaan konstruksi pelat merah ini siap tancap gas untuk sejumlah ekspansi dengan menyiapkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 16,64 triliun.

Rencana tersebut dilakukan untuk memenuhi target perolehan laba bersih sebesar Rp 3,01 triliun pada tahun 2019. Target tersebut ditopang oleh penjualan yang diproyeksikan akan mencapai Rp 42,13 triliun hingga akhir 2019.

Selain itu, WIKA bersama PTPP dan sejumlah anak BUMN akan membentuk holding perumahan dan pengembangan industri kawasan yg ditargetkan rampung di pertengahan Februari 2018.

Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menyatakan bahwa soal rencana IPO dua anak usaha WIKA pastinya bakal diminati pasar lantaran prospek untuk emiten konstruksi masih akan terus bertumbuh.

Ia juga beralasan bahwa status Indonesia sebagai negara berkembang akan mendorong banyak pembangunan untuk menjadikan Indonesia menjadi negara maju. "Jadi prospek IPO dua anak usaha WIKA ini tergantung kita lihat seperti apa fundamentalnya dan harga wajarnya di level berapa nantinya," jelas dia pada hari ini.

Ia menambahkan bahwa biasanya publik melihat salah satuny dari price to earning ratio (PER). "Kalau yang ditawarkan masih tergolong PER rendah, maka pasti akan diminati oleh publik," lanjut dia.

Selanjutnya, dari sisi target kinerja tahun ini, Sukarno menilai target pendapatan yang dipasang WIKA bisa saja tercapai asalkan tidak mengalami pemunduran jadwal pelaksanaan. "Dengan asumsi pendapatan 2018 full year di kisaran Rp 33 triliun hingga Rp 35 triliun itu artinya ada pertumbuhan di kisaran 22%-30% di 2019, apabila angka Rp 42,13 triliun tercapai," jelasnya.

Sedangkan untuk target laba bersih WIKA, ia juga bilang akan tercapai di angka Rp 3,01 triliun, apabila perusahaan melakukan efisiensi beban sehingga dapat menghasilkan rasio NPM di kisaran 7%-8%. "Soalnya sekarang rasio NPM WIKA berada di level 5% turun dari 2016 sebesar 8%," tambah dia.

Lalu untuk rencana pembentukkan holding, ia bilang akan sedikit membawa efek positif untuk meningkatkan kinerja WIKA sendiri. "Tapi yang pastinya kalau untuk permulaan akan banyak biaya yang dikeluarkan sehingga bisa menjadi beban bagi WIKA," katanya.

Dari sisi saham, ia melihat prospek saham WIKA masih bisa dikoleksi untuk jangka panjang dengan target harga Rp 2.500 per saham. Harga tersebut menyiratkan current PER 14,80 kali. "Masih rendah dari PER industri yang sebesar 17,71 kali dan sektoral yang sebesar 20,34 kali," tutup dia.

Adapun di akhir perdagangan awal pekan ini, harga saham WIKA turun 1,56% ke level Rp 1.895 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×