kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.560.000   -8.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.275   10,00   0,06%
  • IDX 6.957   -60,21   -0,86%
  • KOMPAS100 1.029   -10,26   -0,99%
  • LQ45 801   -9,74   -1,20%
  • ISSI 211   -1,07   -0,51%
  • IDX30 411   -4,25   -1,02%
  • IDXHIDIV20 490   -6,86   -1,38%
  • IDX80 118   -1,07   -0,90%
  • IDXV30 122   -1,31   -1,07%
  • IDXQ30 136   -1,57   -1,14%

Saham Valuasi Mahal Laris Manis di Pasar Saham Indonesia, Sinyal Baik atau Buruk?


Senin, 13 Januari 2025 / 19:31 WIB
Saham Valuasi Mahal Laris Manis di Pasar Saham Indonesia, Sinyal Baik atau Buruk?
ILUSTRASI. Karyawan berada di main hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/1/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terperosok ke zona merah pada perdagangan Senin (13/1) tertekan pelemahan saham big caps.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terperosok ke zona merah pada perdagangan Senin (13/1). IHSG ditutup melemah 1,02% atau turun 71,99 poin ke posisi 7.016,88. 

Pelemahan IHSG ini disebabkan oleh ambruknya saham-saham dengan kapitalisasi pasar alias market cap jumbo. Koreksi pada saham-saham big caps ini membuat valuasinya ikut murah.

Misalnya, saham PT Astra International Tbk (ASII) yang ambles 14,03% dalam setahun terakhir. Contoh lain, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang anjlok 33,91% dalam setahun ini. 

Baca Juga: Ketidakpastian Tinggi, Cermati Instrumen Investasi yang Layak Dipertimbangkan

Kedua emiten itu merupakan perusahaan yang memiliki sepak terjang yang teruji selama menjadi perusahaan terbuka. Keduanya, bahkan memiliki fundamental yang baik dan rajin membayarkan dividen kepada pemegang sahamnya.

Namun menariknya dua saham itu justru sedang dilego oleh investor. ASII dan BBRI hanya dua contoh dari beberapa emiten big caps lainnya yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Saham emiten big caps dengan valuasi murah itu justru kalah dengan saham-saham pendatang baru. Seperti PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang sahamnya melesat 126,30%. 

Baca Juga: Bisnis Emas Akan Memoles Kinerja Bank Syariah Indonesia, Cek Rekomendasi Saham BRIS

Melesatnya harga saham Grup Barito ini turut mendongkrak valuasi BREN. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Price Earnings Ratio (PER) BREN sebesar 845,52 kali dengan Price Book Value Ratio (PBVR) senilai 125,34 kali. 

Contoh lainnya, ada PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) yang sahamnya yang melambung 265,28% dalam setahun terakhir. Secara valuasi, PER dan PBVR PANI masing-masing mencapai 601,08 kali dan 11,48 kali. 

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mencermati, apa yang terjadi bukan persoalan valuasi yang masih murah atau sudah mahal, tetapi kehadiran market market untuk suatu saham.

“Itu yang terjadi dengan BREN dan ASII, dimana pemegang saham pengendali BREN berkepentingan menjaga harga sahamnya sementara ASII tidak ada yang berkepentingan,” katanya kepada Kontan, Senin (13/1).

Budi bilang kondisi ini memberikan risiko sekaligus dan peluang seperti biasa untuk semua investor termasuk pemula. Jadi dalam berinvestasi tidak hanya cukup hanya dengan penilaian fundamental. 

Baca Juga: Saham-Saham yang Banyak Diborong Investor Asing Selama Sepekan Terakhir

Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas menambahkan potensi yang ada di pasar saham saat ini, tak hanya sekadar menganalisa fundamental. 

Nico mengatakan memang saham BREN valuasinya sudah sangat mahal, tetapi secara analisa teknikal ada gap di pergerakan BREN yang memberikan potensi kenaikan menutup gap tersebut. 

“Hal ini yang dilihat sebagai sebuah peluang oleh pelaku pasar dan investor sehingga tidak hanya berbicara secara fundamental, tetapi kesempatan datang dari analis teknikal,” ucapnya. 

Baca Juga: Simak Tingkat Kurs Dollar-Rupiah di BCA Hari Ini Senin, 13 Januari 2024

Untuk itu, Nico menyarankan investor harus tetap menetapkan beberapa hal. Yakni, tujuan investasi, jangka waktu investasi, profil risiko dan karakter pada masing-masing diri investor. 

“Pelajari fundamental dan teknikal. Kombinasikan keduanya untuk mendapatkan momentum dan peluang sambil menyiapkan trading plan,” kata dia. 

Selanjutnya: Bitcoin Tertekan Setelah Goldman Sachs Turunkan Ekspektasi Suku Bunga The Fed

Menarik Dibaca: Baik untuk Diabetes, Ini 9 Manfaat Daun Jambu Biji untuk Kesehatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×