Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
Hal ini yang menyebabkan pergerakan saham UNTR menjadi kurang moncer.
Melansir dari RTI Business, sejak sepekan ke belakang, saham UNTR telah terkoreksi 4,17%. Sejak sebulan ke belakang, saham UNTR telah terkoreksi 9,41%.
Bahkan secara ytd, saham UNTR telah rontok 24,31%. Hari ini pun saham UNTR melemah 2,13% ke level Rp 20.700 per saham.
Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menilai, pelemahan indeks sektor perdagangan dan jasa juga tidak lepas dari pelemahan saham UNTR.
“UNTR masuk dalam 16 besar emiten yang memberikan bobot terbesar terhadap IHSG. Sehingga, sektor perdagangan dan jasa juga cukup terpengaruh dengan penurunan saham UNTR,” terang Aria kepada Kontan.co.id, Rabu (4/12).
Baca Juga: Tahun 2019 tinggal sebulan, IHSG termasuk indeks berkinerja terburuk
Selain itu, ia menilai lesunya pergerakan indeks sektor perdagangan dan jasa juga diakibatkan konsumsi ritel yang masih di bawah ekspektasi. Namun, konsumsi ritel memiliki peluang untuk tumbuh pada akhir tahun.
Tidak ketinggalan, pergeseran gaya hidup masyarakat juga turut menjegal pergerakan indeks sektor perdagangan dan jasa. Misalkan gaya hidup masyarakat yang kini lebih cenderung belanja online ketimbang datang langsung ke toko konvensional.
“Pergeseran (shifting) cara belanja tentu ada juga pengaruhnya,” pungkas Aria.
Namun, hal ini kurang berdampak pada emiten produk elektronik. Karena masyarakat dinilai masih cenderung datang langsung ke toko untuk melihat kondisi barang elektronik yang akan mereka beli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News