kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham telekomunikasi kompak merosot


Selasa, 20 Februari 2018 / 07:10 WIB
Saham telekomunikasi kompak merosot


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja saham emiten sektor telekomunikasi melempem. Dalam periode enam bulan terakhir, setidaknya saham empat operator telekomunikasi rata-rata mengalami penurunan 10,77%. Dalam setahun terakhir, rata-rata harga saham sudah melemah 7,89%.

Harga saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), misalnya. Dalam periode enam bulan terakhir, harga saham perusahaan halo-halo pelat merah ini melorot 15,27%. Namun bila dihitung dalam setahun terakhir, harga sahamnya masih tumbuh 5,12%.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Giovanni Dustin menilai, penurunan harga saham telekomunikasi terjadi akibat persaingan ketat antaroperator telekomunikasi. Semua operator ingin mempertahankan pangsa pasar, terutama menjelang berakhirnya registrasi SIM prabayar akhir bulan ini. Dus, para operator halo-halo pun gencar menggelardiskon dan promosi.

Investor dinilai merespons berlebihan atas upaya emiten menggelar promo dan diskon. Giovanni menilai, investor agaknya melihat aksi tersebut bisa menahan kinerja emiten. Sejatinya, meski banyak menebar diskon dan promo, data trafik terus meningkat. Hal ini bisa mengompensasi penurunan harga data. Analis melihat persaingan bisnis masih akan terjadi sepanjang 2018.

Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas Kevin Juido Hutabarat menambahkan, koreksi saham telekomunikasi, khususnya TLKM, hanya dipicu peralihan dana investor untuk sementara. Investor melirik saham emiten yang telah merilis kinerja keuangan 2017. Misalnya, beralih ke sektor perbankan.

Namun, hal ini tak berlaku bagi EXCL yang telah merilis kinerja 2017. Pasalnya, kinerja EXCL belum menggembirakan. Laba emiten ini turun tipis dari Rp 376 miliar menjadi Rp 375 miliar. "Penetrasi data EXCL agak rendah dibandingkan TLKM," tambah Kevin.

Perilaku investor asing juga mempengaruhi saham telekomunikasi. "Ada korelasi sentimen luar negeri. Ada capital outflow," ujar Kevin, Senin (19/2). Dalam enam bulan terakhir, aksi jual bersih asing di Bursa Efek Indonesia mencapai Rp 51,76 triliun.

Tapi secara umum Kevin melihat sektor telekomunikasi masih menarik. Ia optimistis permintaan data terus bertumbuh.

Analis BNI Sekuritas Ankga Adiwirasta juga menilai trafik data semakin meningkat. Trafik data bakal makin tinggi seiring pelaksanaan pilkada serentak tahun ini dan pemilihan presiden di tahun depan.

Di sektor telekomunikasi, Kevin dan Ankga memilih TLKM. Kevin melihat, TLKM bisa naik pada Maret-April, seiring rilis laporan keuangan. "Secara fundamental tidak ada masalah, secara teknikal memang cenderung downtrend di Februari," ujar Kevin.

Di 2018, Ankga memprediksi TLKM meraup laba Rp 23,4 triliun dan pendapatan Rp 142,4 triliun. Ia merekomendasikan buy TLKM dengan target harga Rp 4.850 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×