kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham Teknologi Tengah Lesu, Investor Disarankan Wait and See


Rabu, 06 Juli 2022 / 20:30 WIB
Saham Teknologi Tengah Lesu, Investor Disarankan Wait and See
ILUSTRASI. Petugas membersihkan dinding di dekat layar yang menampilkan pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/6/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham teknologi tampak melorot dalam beberapa waktu terakhir. Pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (6/7), indeks sektor teknologi atau IDX Sector Technology tertekan 1,04%. Penurunan ini semakin memberatkan indeks yang sudah memerah sejak awal tahun, menjadi 17,57% ytd. 

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), salah satu saham sektor teknologi yakni GOTO, menjadi pemberat atau laggard pada perdagangan hari ini. Harga sahamnya melemah 3% dan memberatkan IHSG hingga 16,6 poin. 

Adapun dilihat sejak awal tahun, saham GOTO sudah menjadi saham laggard. Secara year to date (ytd), harga GOTO tertekan hingga 4,1% dan memberatkan IHSG hingga 10,2 poin. Selain GOTO, saham teknologi lain yang memberatkan IHSG adalah BUKA. Saham yang tertekan hingga 41,4% ytd itu memberatkan IHSG hingga 22,9 poin. 

Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy mengungkapkan, isu kenaikan suku bunga masih menjadi sentimen utama dalam pergerakan saham-saham teknologi global. Sentimen negatif lainnya adalah  ketakutan resesi di US dan EU.

Baca Juga: Kanaka Hita Solvera Beri Rekomendasi Buy on Breakout Saham Bumi Resources (BUMI)

Sentimen global ini berdampak pada pergerakan saham-saham teknologi karena memicu outflow asing yang terjadi dalam beberapa waktu belakang ini. Mempertimbangkan besarnya sentimen global terhadap saham-saham teknologi, Paulus menyarankan investor untuk terus memperhatikan data inflasi US pada bulan-bulan ini. 

"Jika terlihat ada penurunan inflasi, The Fed mungkin tidak perlu menaikkan suku bunga seagresif sekarang, ini bisa jadi sentimen positif juga ke depannya," jelas dia kepada Kontan.co.id, Rabu (6/7). 

Paulus menyadari, saham-saham  teknologi memang sedang tidak menjadi primadona pasar. Sekarang, pasar lebih melirik value stocks, terutama saham-saham yang memiliki ketahanan terhadap pelemahan ekonominya. Oleh karenanya, pelaku pasar disarankan masih wait and see.  

"Jangan terlalu aggressive trading saham teknologi selama belum ada kejelasan sentimen suku bunga tadi," imbuhnya. 

Baca Juga: Sektor Properti Dihantui Kenaikan Suku Bunga, Intip Rekomendasi Sahamnya

Adapun kondisi ekonomi Indonesia sebenarnya dalam posisi yang lebih baik dibandingkan dengan nagara-negara maju. Dus, penurunan saham-saham teknologi dapat menjadi kesempatan bagi investor untuk masuk. Dengan catatan, investor bersedia hold dalam jangka waktu yang panjang. 

Sementara dilihat dari sisi penawarannya, Paulus berpendapat, penurunan harga saham sektor teknologi sebenarnya tidak begitu mempengaruhi minat calon perusahaan teknologi melantai di bursa. Sebab, setiap sektor memiliki siklusnya masing-masing. 

 




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×