kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham SIMA SDMU UNVR LPPF ISAT punya ROE tinggi, mana yang layak dikoleksi?


Selasa, 28 September 2021 / 07:10 WIB
Saham SIMA SDMU UNVR LPPF ISAT punya ROE tinggi, mana yang layak dikoleksi?


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham tercatat memiliki indikator return on equity (ROE) yang besar. Saham dengan ROE besar antara lain SIMA dari PT Siwani Makmur Tbk, PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT Indosat Tbk (ISAT). Dengan ROE besar, saham mana yang paling bagus untuk dibeli?

ROE adalah salah satu indikator perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan. ROE merupakan rasio keuangan perusahaan yang digunakan untuk melihat profitabilitas perusahaan berdasarkan modal dibandingkan dengan equity/saham yang dimiliki, tanpa melihat faktor dari utang perusahaan.

Mengutip data RTI, saham dengan ROE yang cukup tinggi antara lain:

  • Saham SIMA dengan ROE 1.144%
  • Saham SDMU dengan ROE 354,06%.
  • Saham UNVR dengan ROE 151,77%
  • Saham LPPF dengan ROE 76,80%
  • Saham ISAT dengan ROE 63,96%.

Lalu, saham dengan ROE tinggi di atas, mana yang paling layak untuk dibeli?

Analis Erdikha Elit Sekuritas Hendri Widiantoro rekomendasi, saham UNVR mempunyai ROE yang relatif stabil. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam menggunakan modal/ekuitasnya UNVR cukup efektif dalam menghasilkan laba. Kendati memang secara historikal, return on asset (ROA) yang ditawarkan UNVR kian menurun karena efek liabilitas yang kian meningkat.

Baca Juga: Jurus Jitu Indofood Menguasai Pasar Makanan Ringan

Terlepas dari pertumbuhan ini, Hendri mengamini ada sedikit risiko potensi penurunan pendapatan di kala masih minimnya daya beli masyarakat dan efek pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

“Kinerja UNVR kemungkinan masih tertekan di masa harga komodias seperti CPO dan soybean oil (yang merupakan bahan baku dari UNVR  masih relatif tinggi. Ada faktor karena masih adanya unsur ketidakpastian akibat pandemi dan PPKM yang masih berlanjut,” terang Hendri kepada Kontan.co.id, Senin (27/9). Daya beli masyarakat yang masih tertekan juga masih mempengaruhi kinerja keuangan dari UNVR.

Di sisi lain, saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) bisa dicermati. Hendri bilang, meskipun ERAA mempunyai ROA dan ROE yang relatif kecil, performa ROE dan ROA Erajaya dari tahun 2018 hingga sekarang relatif bertumbuh. Saat ini, ERAA memiliki ROE sebesar 19,30%.

Return ERAA juga diperkirakan akan terus meningkat dimana permintaan barang elektronik di tengah pademi relatif tinggi. Hal ini juga disokong oleh ekspansi dan penetrasi pemasaran ERAA yang cukup massif. Ditambah dengan ekspektasi earnings yang masih positif terutama didorong oleh rilis iPhone 13 pada September ini.

Baca Juga: Mirae Asset rekomendasikan trading buy HMSP seiring proyeksi cukai SKT tidak naik

Dibukanya kembali pusat perbelanjaan juga bisa menjadi salah satu katalis bagi emiten ritel seperti ERAA, serta berpotensi mendorong penjualan offline store ERAA. Dampak dari implementasi IMEI serta masih berlanjutnya program bekerja dari rumah (WFH) dinilai Hendri masih akan berlanjut sampai dengan akhir 2021.

Hendri rekomendasi buy on weakness untuk saham ERAA dengan target harga Rp 830. Sementara itu, dia rekomendasi hold untuk saham UNVR ketika masih berada di bawah level Rp 4.000. “Namun apabila UNVR terkonfirmasi kuat di atas level Rp 4.000, kami rekomendasikan buy untuk UNVR,” pungkas Hendri.

Baca Juga: Mirae: MAP Aktif Adiperkasa (MAPA) paling diuntungkan dari pembukaan mal

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai, ROE masih bisa menjadi salah satu acuan untuk mencari saham. Tetapi, ROE bukan menjadi satu-satunya aspek penentu, yang artinya ada banyak aspek yang menjadi pertimbangan.

Sukarno menyebut, rasio ROE yang tinggi tidak bisa disimpulkan bahwa perusahaan tersebut berkinerja bagus. Investor harus melihat asal dari peningkatan laba bersih tersebut, apakah murni dari hasil bisnis atau hasil menjual aset.

Sukarno mengambil contoh SIMA dan SDMU yang punya rasio ROE yang tinggi. Hal ini karena SIMA dan SDMU punya ekuitas negatif dan laba bersih yang negative, sehingga jika dihitung memang menghasilkan ROE yang tinggi.

Mengutip laporan keuangan, SDMU membukukan ekuitas negatif sebesar Rp 6,93 miliar dengan kerugian bersih mencapai Rp 14,36 miliar per semester I-2021.

Baca Juga: Pusat perbelanjaan mulai ramai, ini emiten yang paling diuntungkan versi Mirae Asset

Saham dengan ROE tinggi bisa dijadikan acuan juga untuk investasi jangaka panjang, tetapi investor harus melihat rasio profitabilitas lainnya juga. Ambil contoh, UNVR yang meskipun punya ROE tinggi, ternyata tren rasio profit marginnya dalam penurunan. Kinerja UNVR, baik pendapatan atau laba bersihnya juga terkontraksi.

Laba bersih UNVR per semester I-2021 tercatat sebesar Rp 3,05 triliun, menurun 15,75% dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 3,62 triliun. Pendapatan UNVR tercatat menurun 7,3% menjadi Rp 20,18 triliun dari sebelumnya mencapai Rp 21,77 triliun.

Sukarno merekomendasikan wait and see untuk saham UNVR. Sebab, tren harga saham emiten barang consumer ini masih dalam kondisi tren bearish, dan belum ada tanda akan kembali transisi menjadi tren bullish kembali. “Tunggu harga menunjukkan sinyal pembalikan arah tren dahulu untuk bisa masuk kembali,” jelas Sukarno kepada Kontan.co.id, Senin (27/9).

Hari ini (27/9), saham UNVR terkoreksi 2,77% ke level Rp 3.860. Sejak awal tahun, saham UNVR telah terkoreksi 47,48%. 

Itulah rekomendasi saham dengan ROE tinggi yang layak untuk dikoleksi investor. Ingat, disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.

Selanjutnya: IHSG melorot 0,36% hari ini, simak proyeksi untuk Selasa (28/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×