Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berakhirnya agenda pemilu di atas kertas akan menggairahkan lagi industri properti. Hal ini mengingat para investor properti tak lagi dihadapkan pada kondisi yang membuat mereka bersikap wait and see.
Analis Maybank Kim Eng Sekuritas Aurellia Setiabudi menyebut, agenda pemilu memang sangat dinantikan oleh calon pembeli properti dengan tujuan investasi. Ketika hasil pemilu terlihat, investor diperkirakan akan mendapat kepastian terkiat langkah kebijakan ekonomi pemerintahan terpilih untuk lima tahun mendatang. Dengan begitu, ia memprediksi, penjualan properti akan meningkat setelah libur lebaran.
Lebih lanjut, meredanya kekhawatiran investor terhadap sentimen pemilu akan membuat emiten-emiten di sektor properti lebih leluasa. Pihak emiten sudah bisa mempertimbangkan untuk mengembangkan proyek properti yang ditujukan untuk segmen pembeli akhir atau end-user maupun investor.
Sejauh ini, pelaku usaha properti lebih memprioritaskan proyek-proyek untuk kalangan end-user yang notabene permintaannya selalu ada dan tidak terpengaruh sentimen pemilu. “Pada intinya kenaikan permintaan dari calon pembeli end-user dan investor adalah sinyal yang positif di sektor properti,” ungkap Aurellia, Jumat (28/4).
Setali tiga uang, Analis Danareksa Sekuritas Victor Stefano bilang, berakhirnya pemilu akan meningkatkan lagi minat investor properti. Ia pun menilai, emiten properti sebenarnya dapat kembali melirik peluang untuk menggarap proyek ruko dan apartemen pada semester dua nanti. Kedua jenis bangunan ini secara historis memang sangat diminati oleh pembeli dari kalangan investor.
Namun, perlu diingat, karena mayoritas investor properti sempat wait and see sebelum pemilu, industri apartemen saat ini masih oversupply. Dalam hal ini, masih banyak ruang atau unit apartemen dari emiten properti yang belum terjual. “Harga apartemen pun sulit naik secara signifikan kalau kondisinya masih oversupply,” ujar dia, akhir pekan lalu.
Di sisi lain, penjualan rumah tapak untuk pembeli akhir masih cukup stabil di tahun politik. Selain didukung oleh kebutuhan akan tempat tinggal, ekspektasi stabilnya tingkat suku bunga acuan di tahun ini menjadi katalis positif bagi industri rumah tapak.
“Kemungkinan permintaan yang lebih tinggi untuk rumah tapak akan datang di tahun depan usai suku bunga acuan benar-benar turun,” jelas Victor.
Victor pun menjagokan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) di tahun ini dari sisi kinerja. Namun, saham emiten seperti PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) juga patut dilirik lantaran valuasi harganya masih menarik.
Aurellia juga menjadikan SMRA sebagai saham sektor properti pilihan di tahun ini dan merekomendasikan beli dengan target Rp 1.550 per saham. Hal ini ditopang rencana emiten tersebut yang lebih banyak menjual properti di segmen menengah ke bawah yang potensi permintaannya masih besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News