kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Saham Sektor Kesehatan Diprediksi Akan Tertekan Dalam Jangka Pendek


Minggu, 25 September 2022 / 15:21 WIB
Saham Sektor Kesehatan Diprediksi Akan Tertekan Dalam Jangka Pendek
ILUSTRASI. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak awal tahun indeks sektor kesehatan naik 3,18%.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Sektor Kesehatan (IDX Sector Healthcare) bergerak di zona hijau. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak awal tahun indeks ini naik 3,18%.

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya memproyeksikan kinerja sektor ini masih positif. Sebab, kesadaran masyarakat juga meningkat saat ini setelah ada virus Covid-19.

"Dari pihak emiten juga terus berinovasi dan memperluas bisnisnya, bahkan ada yang berencana melakukan buyback sahamnya," kata Cheril kepada Kontan.co.id, Minggu (25/9).

Hanya saja, kinerja saham emiten dalam sektor ini berbalik dengan kinerja keuangannya. Beberapa emiten mencatat penurunan kinerja keuangan hingga semester pertama 2022.

Baca Juga: Musim Suku Bunga Tinggi, Saham-saham Tahan Banting di Sektor ini Menarik Dicermati

Contohnya, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) membukukan pendapatan sebesar Rp 2,07 triliun atau turun 13,02% secara tahunan (YoY) dan laba bersih MIKA turun 13,98% menjadi Rp 529,76 miliar. Kemudian, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatatkan penurunan pendapatan 2,58% menjadi Rp 1,61 triliun dan laba bersih turun 11,23% menjadi Rp 445,59 miliar.

Menurut Cheril, kinerja keuangan turun karena ada penyesuaian biaya perawatan Covid-19 di Januari 2022. Selain itu juga lebaran kali ini masyarakat fokus pada berlibur atau mudik setelah dua tahun tidak boleh mudik.

"Hal ini memang wajar jika intensi untuk berobat ditunda," kata dia. 

Cheril menambahkan, saham-saham sektor kesehatan berpotensi turun dalam jangka pendek. Penurunan ini lantaran bursa saham sedang dalam kondisi volatile.

Baca Juga: Suku Bunga Global Naik, Simak Rekomendasi Saham-saham Jagoan Analis

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora menambahkan, pergerakan indeks sektor kesehatan akan stagnan. Nilai tukar rupiah yang melemah membuat harga bahan baku obat naik sehingga beban emiten farmasi menjadi naik. Selain pelemahan nilai tukar rupiah, sektor kesehatan juga dibayangi sentimen inflasi.

"Kami perkirakan kinerja saham dan keuangan berpotensi tertekan 5%-10%," kata Andhika. Oleh sebab itu, dia menyarankan untuk sell on strength untuk saham HEAL terlebih dahulu.

Sementara Cheril merekomendasikan buy saham MIKA dengan target harga Rp 2.900 per saham dan SILO dengan target harga Rp 1.150 per saham. Dia merekomendasikan hold untuk saham KLBF dengan target harga Rp 1.900.

"Secara tren menengah panjang masih akan menguat dan pelaku pasar optimis dengan prospek bisnis kesehatan di masa depan terkait dengan inovasi dan strategi promosi bisnis kesehatan," pungkas Cheril.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×