kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham sektor bahan pokok dinilai paling kuat menghadapi tekanan pasar


Selasa, 17 Maret 2020 / 20:45 WIB
Saham sektor bahan pokok dinilai paling kuat menghadapi tekanan pasar


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan hari ini, Selasa (17/3), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjadi penghuni baru 10 emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar. Sejatinya, kedua saham tersebut juga mengalami penurunan kapitalisasi pasar.

Kapitalisasi pasar ICBP turun 12,32% ytd dari Rp 130,33 triliun menjadi Rp 114 triliun. Sedangkan SMMA turun 11,29% ytd dari Rp 96,95 triliun menjadi Rp 86 triliun. Namun sebenarnya, harga SMMA sudah tidak bergerak sejak awal Maret 2020 di level Rp 13.500.

Direktur Riset dan Investment Pilarmas Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai, saham yang bergerak di sektor barang konsumsi terutama bahan pokok saat ini cenderung lebih kuat menghadapi tekanan pasar. “Apalagi saat ini bukan karena daya beli yang melemah tetapi lebih kekhawatiran soal wabah corona,” jelas Nico kepada Kontan.co.id, Selasa (17/3).

Baca Juga: BRPT dan BBNI tak jadi penghuni top 10 market caps, kenapa?

Dus, ICBP bisa menggeser posisi BRPT dan BBNI meski tetap mengalami penurunan kapitalisasi pasar. Kondisi serupa juga terjadi pada saham-saham yang bergerak di sektor yang sama seperti UNVR, INDF, MYOR, dan ROTI.

Sementara itu kapitalisasi pasar BRPT bisa turun cukup dalam lantaran sejalan dengan adanya penurunan harga minyak setelah Rusia dan Arab Saudi gagal mencapai kesepakatan soal pembatasan produksi minyak dunia.

Baca Juga: Bahana TCW: Investor bisa ambil posisi untuk menikmati keuntungan jangka panjang

Sedangkan saham lain mengalami penurunan lebih karena tekanan pada pasar. Penurunan harga saham ini tidak sesuai dengan nilai fundamental saham. Saham-saham berkapitalisasi besar ini dinilai oleh Nico masih memiliki fundamental yang bagus.

Lebih lanjut, Nico melihat IHSG saat ini masih bisa turun lebih dalam dengan bottom sekitar 4.050-4.250. Hal ini disebabkan dengan adanya arus modal keluar (capital outflow).

Investor saat ini lebih suka memegang uang tunai ketimbang masuk dalam aset berisiko. “Meskipun semakin dalam penurunannya semakin bagus (untuk masuk),” jelas dia.

Baca Juga: IHSG anjlok 4,99% ke 4.456,75 hingga tutup pasar Selasa (17/3), net sell Rp 1 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×