kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.194   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.098   1,24   0,02%
  • KOMPAS100 1.062   -0,62   -0,06%
  • LQ45 835   -0,27   -0,03%
  • ISSI 215   0,10   0,04%
  • IDX30 427   -0,19   -0,04%
  • IDXHIDIV20 515   1,35   0,26%
  • IDX80 121   -0,20   -0,17%
  • IDXV30 125   -0,20   -0,16%
  • IDXQ30 142   0,12   0,08%

Saham-saham perbankan ini bisa jadi pilihan setelah ada jaminan kredit korporasi


Senin, 03 Agustus 2020 / 20:06 WIB
Saham-saham perbankan ini bisa jadi pilihan setelah ada jaminan kredit korporasi
ILUSTRASI. Penjaminan kredit korporasi ini akan menggandeng 15 perbankan dengan target kredit sebesar Rp 100 triliun.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan mengenai penjaminan pinjaman untuk segmen korporasi non-UMKM dan non-BUMN memberikan dampak positif untuk sejumlah perbankan yang dilibatkan. Penjaminan kredit korporasi ini akan menggandeng 15 perbankan di Tanah Air dengan target kredit sebesar Rp 100 triliun hingga 2021 mendatang.

Sejumlah perbankan berstatus sebagai perusahaan terbuka yang dilibatkan meliputi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN).

Head of Research Analyst FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo menilai, penjaminan pinjaman ini akan meringankan perbankan yang menyalurkan kredit serta dapat meningkatkan likuiditas. Dia bilang seluruh perbankan yang memperoleh tugas ini akan diuntungkan, terutama bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV.

Baca Juga: Dapat stimulus kredit modal kerja (KMK), ini tanggapan sejumlah emiten

Memasuki paruh kedua tahun ini, Wisnu mengatakan prospek emiten perbankan bakal membaik ketimbang kuartal kedua kemarin. Wisnu melihat tingkat penyaluran kredit dapat tumbuh dan rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) juga menurun pada semester kedua 2020.

Meski demikian, dia mengatakan kinerja perbankan belum dapat kembali pulih seperti saat kondisi normal. "Pasalnya pada kuartal kedua perbankan besar pun mengalami penurunan kinerja karena iklim bisnis tertekan, korporasi besar menahan ekspansi, di lain sisi NPL naik," ujar Wisnu, Senin (3/8).

Wisnu menjagokan saham perbankan dari BUKU IV. Kalau dilihat dari kondisi rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BUKU IV masih terbilang wajar. Dalam catatan Kontan, CAR BBNI tercatat sebesar 16,07% dan CAR BBCA sebesar 22,5%. Sementara itu, rasio kecukupan modal BBRI berada di level 18,23%.

Baca Juga: 13 Bank Jadi Penyalur Kredit Modal Kerja Korporasi Senilai Rp 100 Triliun

Selain itu, Wisnu mencermati BBCA karena dinilai cukup baik dalam pengendalian NPL. Wisnu menyarankan pelaku pasar bisa masuk saham-saham ini, terutama ketika ada penurunan harga.

Analis CSA Research Institute Reza Priyambada menambahkan, perbankan juga bisa melakukan inovasi pengembangan layanan perbankan sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja di paruh kedua 2020. Reza juga merekomendasikan investor untuk bisa mencermati saham BBRI dan BBCA karena dari sisi likuiditas masih oke.

Pada penutupan perdagangan Senin (3/8) saham BBCA terkoreksi 1,76% ke harga Rp 30.650 per saham, BBRI anjlok 5,38% ke harga Rp 2.990 per saham, BBNI minus 3,48% ke harga Rp 4.440, dan BMRI turun hingga 5.17% ke harga Rp 5.500 per saham.

Baca Juga: Bankir optimistis kredit menganggur bakal menipis, ini alasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×