Reporter: Aurelia Felicia | Editor: Noverius Laoli
Sayangnya, kenaikan suku bunga The Fed ini tidak mampu menopang harga komoditas energi terutama minyak yang justru melemah signifikan akibat data cadangan minyak Amerika Serikat yang mengalami peningkatan.
“Kondisi terakhir, menekan ekspektasi pemulihan global demand,” terang Rio kepada Kontan Kamis (2/2).
Meski begitu, keputusan The Fed cukup menekan laju inflasi. Namun, dengan kenaikan tingkat suku bunga yang terbatas, Maximilianus memprediksi bahwa akan banyak pelaku pasar dan investor yang kembali masuk ke dalam pasar saham sehingga pelaku pasar tidak boleh lengah.
“Perhatikan, karena meskipun inflasi mulai terbatas, bukan berarti ketidakpastian di pasar menghilang,” imbaunya.
Baca Juga: Inilah Saham Syariah yang Diprediksi Bakal Berkah & Barokah Tahun 2023
Para pelaku pasar dan investor dapat lebih memperhatikan tujuan dan durasi investasi serta profil risiko.
Di sisi lain, Rio memberikan rekomendasi saham defensif yang perlu dicermati seperti saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).
Kemudian, potensi buy on support di saham PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGAS), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Pelaku pasar juga dapat memperhatikan peluang bullish continuation pada PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News