kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Saham-saham ini melesat tinggi, catat saran untuk investor pemula


Selasa, 09 Maret 2021 / 07:30 WIB
Saham-saham ini melesat tinggi, catat saran untuk investor pemula


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan liar saham-saham bank kecil dalam beberapa waktu terakhir menjadi sorotan Bursa Efek Indonesia. Pada Jumat (5/3) saham PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI) dan PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) masuk unusual market activity (UMA).

Sehari sebelumnya, BEI menggembok saham-saham seperti PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI), PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW), Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS), PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS), PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA), PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC), dan PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA).

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, kenaikan saham tersebut karena ada spekulasi tren perusahaan-perusahaan teknologi finansial atau fintech Indonesia mengakuisisi perbankan kecil untuk bertransformasi menjadi bank digital. Sebagai contoh Gojek yang merambah bisnis perbankan dan mengakuisisi bank PT Bank Jago Tbk (ARTO).

“Berkaca pada bank Jago dibelinya lumayan premium atau 2 kali dari nilai bukunya. Jadi ada ekspektasi fintech yang lain akan ikut jejaknya Bank Jago dan Net Syariah, sehingga investor melakukan beli lebih dulu,” terangnya, Senin (8/3).

Baca Juga: Wall Street tertekan, saham teknologi terkoreksi

Secara volume dan nilai transaksinya, menurut Wawan tidak terlalu besar tapi terus naik karena sahamnya juga dinilai tidak likuid. Dia  memperingatkan pelaku pasar yang berniat masuk saham tersebut untuk berhati-hati. Wawan juga melihat kenaikan saham-saham itu juga tak lepas dari investor ritel yang lebih mudah terbawa tren dan lebih fokus untuk mengejar untung jangka pendek.

Apabila ekspektasi tersebut terealisasi, yang perlu diperhatikan ke depannya adalah fokus bisnisnya. Dia menambahkan, kemungkinan fokus dari perbankan akan mencari pengguna baru dan belum mencari keuntungan. “Kalau seperti itu, meski sudah bertransformasi ke bank digital pun, masih membutuhkan waktu cukup lama untuk bisa profit. Jika sudah seperti itu, lama-lama investor akan kembali ke fundamentalnya,” tambah Wawan.

Baca Juga: Meredanya January Effect dinilai memicu investor asing keluar dari pasar saham

Terkait maraknya saham-saham kecil yang melesat, Wawan menyarankan pelaku pasar untuk lebih dewasa dalam melihat prospek dan memilih saham. Investor tetap harus berpegang pada fundamental.

Selain itu, ia menambahkan berinvestasi saham itu idealnya untuk jangka panjang dan melakukan diversifikasi portofolio untuk menghindari kerugian. “Diversifikasinya juga lebih kepada saham-saham yang big caps yang sudah teruji dalam jangka yang panjang bisa menghadapi berbagai tantangan,” ujar Wawan.

Dalam sepekan terakhir harga saham BBHI naik 55,48%, saham BBSI melesat 50,26%, BKSW melejit 103,85%, AGRS melonjak 80,49%, BMAS naik 94,44%, BNBA menguat 55,87%, INCP naik 25%, BBSI melesat 50,26%, dan saham AMAR sudah naik 69,39%.

Baca Juga: Saham masuk UMA, begini penjelasan Bank Bisnis (BBSI) dan Bank Amar (AMAR)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×