kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham-saham ini jadi penggerek IHSG selama bulan Mei, begini prospeknya ke depan


Senin, 01 Juni 2020 / 18:06 WIB
Saham-saham ini jadi penggerek IHSG selama bulan Mei, begini prospeknya ke depan


Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghijau sepanjang bulan Mei 2020. IHSG ditutup di level 4.753,61, menguat 37,21 poin atau 0,79% dibanding  penutupan perdagangan bulan April 2020 yang berada di level 4,716,403.  

Salah satu saham penopang IHSG sepanjang Mei adalah PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) dengan bobot 34,7 poin. Ini menjadikan kontribusi emiten rokok itu tertinggi di antara saham-saham lainnya.

Adapun selama sebulan ini, saham HMSP menguat hingga 21,6% menjadi Rp 1.940 dengan kaptalisasi pasar mencapai Rp 226 triliun.

Setelahnya disusul PT Astra International Tbk (ASII) yang ikut menguatkan IHSG dengan bobot 32,2 poin. Adapun saham grup Astra itu terkerek 21,6% selama sebulan terakhir menjadi Rp 4.770 dengan kapitalisasi pasar mencapai  Rp 193 triliun.

Baca Juga: Saham-saham LQ45 topang pergerakan IHSG sepanjang bulan Mei

Selain kedua saham di atas, saham-saham lain yang masuk dalam jajaran sepuluh besar penggerak IHSG berdasar bobotnya ada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Pollux Properti Indonesia Tbk (POLL), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS). 

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengamati, mayoritas saham top leader itu memiliki fundamental yang baik dan harga yang murah sehingga diminati pasar.

Beberapa saham top leader juga dilirik asing selama Mei. Berdasar data dari RTI Business selama sebulan terakhir, investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net buy) pada HMSP (Rp 255,6 miliar), SMGR (Rp 145,1 miliar), BTPS (Rp 110,5 miliar),  AALI ( Rp 40,8 miliar), dan MIKA (Rp 26,5 miliar).

Di tengah saham-saham unggulan itu, Chris mengecualikan POLL dalam golongan saham yang menarik karena kinerjanya yang kurang baik.

Baca Juga: IHSG mulai menghijau, saatnya lirik saham bluechips?

Ke depannya, saham-saham seperti GGRM, HMSP, BBRI, ADRO ASII, BTPS, CPIN, dan SMGR masih berpotensi menguat karena fundamental yang baik, di samping koreksi dalam pada pergerakan sebelumnya,

"Perhatikan area-area support-nya karena beberapa perusahaan secara jangka pendek bisa terkoreksi dulu. Akan tetapi, untuk jangka panjang masih menarik," jelas Chris lagi. Adapun di antara saham-saham itu, Chris menjagokan GGRM, ADRO dan BTPS.

GGRM secara laporan keuangan masih meningkat. Terlebih lagi, GGRM belum membagikan dividen, sehingga masih ada pemicu sahamnya untuk kembali menguat. Sementara untuk ADRO, menguatnya harga batubara akan mendorong pergerakan sahamnya. Di sisi lain, saham BTPS akan didorong oleh sentimen perbankan yang cukup positif.

Adapun target harga GGRM berada di Rp55.000, ADRO di Rp 1.400, dan BTPS Rp 3.000.

Tidak jauh berbeda,  Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama cenderung mengunggulkan BBRI dan ADRO di antara saham-saham top leader lainnya. Walaupun diakui Okie, harga keduanya sudah terkerek signifikan.

Berdasar data RTI Business, harga saham BBRI sepanjang bulan Mei sudah naik 24,47% ke Rp 2.950 Sementara ADRO naik 25,71% ke Rp 1.100.

Baca Juga: Sejumlah pabrik konsumer di Jawa Barat siap jalankan new normal

"Namun jika kita mengacu pada value dari perusahaan, saat ini terbilang relatif murah," ungkap Okie ketika dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (30/5). 

Apalagi, jika dilihat dari sentimen yang ada, sektor perbankan mendapat stimulus dari regulator yang cukup berpihak pada kualitas dari kredit bank. Untuk ADRO, sentimen positif berasal dari pelonggaran aktivitas negara-negara mitra dagangnya. Diharapkan pelonggaran ini memicu peningkatan permintaan batubara. Sehingga, penguatan tren harga batubara dapat berdampak pada kualitas dari emiten di sektor itu.

Okie menambahkan, mayoritas saham top leader itu memiliki fundamental yang baik. Sehingga, wajar ketika IHSG naik, saham-saham tersebut terpacu juga untuk meningkat.

Adapun ke depan Okie memproyeksikan saham-saham top eader itu masih berpotensi menguat meskipun terbatas. Ini seiring dengan pergerakan IHSG yang selama sepakan terakhir telah menghijau 4,56% ke  level 4.753,61. Investor perlu bersiap untuk profit taking dalam jangka pendek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×