kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham-Saham Ini Diprediksi Bakal Jadi Buruan Asing pada Tahun 2022


Senin, 03 Januari 2022 / 07:20 WIB
Saham-Saham Ini Diprediksi Bakal Jadi Buruan Asing pada Tahun 2022


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun 2021, dana asing terus mengalir di pasar saham. Tercatat net buy asing di pasar reguler sebesar Rp 36,52 triliun dan di seluruh pasar sebesar Rp 29,68 triliun.

Sektor perbankan dan komoditas banyak diburu asing selama 2021. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi paling banyak diburu dengan mencatatkan net buy asing sebesar Rp 12,6 triliun.

Selanjutnya disusul PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) Rp 9,3 triliun, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 6,6 triliun, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Rp 4,6 triliun. Lalu juga ada PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) Rp 2,4 triliun, PT United Tractors Tbk (UNTR) Rp 1,4 triliun, dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) Rp 1,1 triliun.

Analis BCA Sekuritas, Achmad Yaki melihat tren masuknya dana asing masih berpotensi berlanjut. Menurutnya, pemicunya antara lain potensi stimulus yang kembali akan diberikan oleh pemerintah, penanganan varian omicron oleh pemerintah, dan masih cenderung stabilnya nilai tukar serta suku bunga bisa memacu pemulihan ekonomi.

Baca Juga: IHSG Diprediksi Berbalik Menguat pada Perdagangan Perdana Tahun Ini

Terkait saham-sahamnya sendiri, beberapa yang berpotensi untuk terus diburu asing tahun ini TLKM, BBCA, dan BMRI. "Untuk KLBF, MDKA, dan UNTR bisa tergantung dengan kinerja bisnis mereka dan prospek core bisnisnya," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (31/12).

Sedangkan, secara menyeluruh Yaki memprediksi sektor yang akan diburu asing sepanjang 2022 yaitu keuangan, telekomunikasi, manufaktur, dan FMCG. Hal itu berangkat kemampuan sektor-sektor tersebut bertahan di beberapa kondisi ekonomi.

"Kalaupun ada sektor lain bisa ke sektor teknologi, kesehatan, dan pertambangan tetapi ketiganya sangat tergantung faktor eksternal," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×