Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asing masih rajin masuk ke pasar saham Indonesia. Pada akhir perdagangan Kamis (27/4), asing mencetak net buy sebesar Rp 398,18 miliar. Bahkan, dalam sebulan terakhir dana asing telah masuk Rp 14,94 triliun.
Dari dana yang masuk, saham perbankan besar menjadi buruan utama investor asing. Sebulan terakhir, saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi buruan dengan nilai Rp 5,2 triliun, disusul PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar Rp 3,8 triliun. Sementara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) tercatat sebesar Rp 1,6 triliun.
Adapula dari sektor bahan baku, yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) senilai Rp 911,5 miliar dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) sebesar Rp 233,3 miliar.
Baca Juga: Asing Berburu Saham Blue Chip, Saham BBRI Mencetak Rekor All Time High
Lainnya tersebar dengan saham PT Telekom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) senilai Rp 2,6 triliun, PT Astra International Tbk (ASII) Rp 412,1 miliar, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) Rp 324,4 miliar, dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) sebesar Rp 231,6 miliar.
CEO Edvisor.id Praska Putrantyo melihat, gencarnya asing masuk lantaran mayoritas emiten mencatat pertumbuhan kinerja keuangan yang solid sepanjang 2022. Bahkan, mampu mencetak pendapatan maupun laba bersih ke rekor tertinggi sebelum pandemi.
Selain itu sejumlah emiten perbankan serta perindustrian, seperti ASII mampu mencetak kinerja keuangan yang apik di kuartal I 2023.
"Sehingga menjadi indikasi positif atas resiliensi ekonomi domestik meskipun di tengah era suku bunga tinggi," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (27/4).
Senada, analis BCA Sekuritas Achmad Yaki melihat kinerja kuartal I para emiten yang positif menjadi sinyal bahwa ekonomi Indonesia lebih stabil dan tumbuh di 2023.
Dari saham-saham tersebut, Yaki berpandangan saham BBRI dan BBCA masih menarik diamati karena masih terlihat lagging kenaikannya dibandingkan BMRI dan BBNI sejak awal tahun.
"Namun BMRI dan BBNI memiliki volatilitas harga yang menarik untuk trading harian atau mingguan," sambungnya.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian menyambung, saham ASII juga menarik untuk dicermati. Terlebih kinerja di kuartal I berhasil melampui konsensus.
Meski begitu, ia lebih menyarankan investor untuk wait and see terlebih dahulu. Sebabnya, harganya sudah naik cukup signifikan.
Apabila ingin segera masuk, Fajar lebih menyarankan investor untuk melakukan trading terlebih dahulu.
Baca Juga: Ini Pilihan Investasi Saat Dollar AS Melemah
Serupa, Praska menilai bahwa investor masih bisa melirik ke saham-saham yang diburu asing tersebut. Hanya saja disarankan tetap memperhatikan market timing.
Sehingga, dapat meminimalkan risiko pembalikan arah di jangka pendek atau dengan strategi averaging down jika terjadi koreksi, mengingat sejumlah saham sudah mengalami kenaikan signifikan karena pasar sudah mem-priced-in momentum hasil rilis laporan keuangan yang bagus, khususnya di sektor perbankan.
Menurutnya, investor dapat melakukan buy on weakness pada saham-saham BBRI, BMRI, BBCA, BBNI, dan TLKM yang saat ini sudah melaju cukup tinggi.
Sementara pada saham ASII, ANTM, dan MDKA investor dapat melakukan buy untuk jangka waktu pendek-menengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News