kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Saham properti makin kinclong jika bunga tak naik lagi


Senin, 03 Desember 2018 / 13:31 WIB
Saham properti makin kinclong jika bunga tak naik lagi
ILUSTRASI. Konstruksi bangunan gedung PTPP


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham yang berada di sektor properti dan juga kontruksi mencatatkan penguatan dalam beberapa waktu terakhir. Saham sektor properti dan konstruksi mencatatkan kenaikan sebesar 6,99% dalam sebulan terakhir.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri mengatakan, sentimen ini awalnya berasal dari Amerika Serikat (AS) yang dipersepsikan tak seagresif sebelumnya melakukan pengetatan ekonomi. Bank sentral Federal Reserve juga memberi sinyal dovish atau lebih lunak mengenai tren kenaikan bunga ke depan. 

Sekadar informasi, sepanjang tahun ini, BI sudah menaikkan bunga enam kali, hingga saat ini berada di posisi 6%. 

BI ikut menaikkan bunga untuk menjaga daya tarik aset keuangan dalam negeri ketika bunga The Fed naik dan dollar AS lebih menarik. Sepanjang 2018, The Fed menaikkan bunga tiga kali ke level saat ini 2%-2,25%.

Ketika AS tak lagi terlalu agresif mengetatkan ekonomi, perekonomian di negara-negara berkembang seperti Indonesia juga terdampak.

Dalam sebulan terakhir, rupiah mengalami penguatan. Selain itu, ancaman kenaikan bunga di Indonesia juga lebih reda. Hal ini pula yang mendorong saham-saham di sektor properti dan konstruksi bisa mencatatkan kenaikan yang cukup tajam.

"Sektor properti cukup bagus, kalau bunga tak naik lagi," kata Hans kepada KONTAN, Senin (3/12).

Hans juga bilang, dengan mulai menguatnya rupiah dalam beberapa waktu terakhir membuat sektor properti dan konstruksi berpotens mencatatkan kenaikan lebih lanjut. Hal ini karena mulai murahnya harga bahan baku untuk kedua sektor tersebut.

Menurutnya, dengan harga minyak yang terus turun dan rupiah yang terus menguat, maka Current Account Defisit (CAD) pemerintah akan semakin baik, sehingga proyek-proyek di bidang konstruksi tak lagi harus direm. Ini akan memberikan sentimen positif bagi sektor tersebut.

Hingga tahun 2019 yang akan datang, Hans melihat saham-saham di sektor properti dan juga konstruksi masih cukup menarik. Apalagi jika Joko Widodo kembali terpilih menjadi Presiden di Indonesia, maka proyek-proyek konstruksi di Indonesia tentu akan dilanjutkan.

Untuk sektor konstruksi, Hans memilih saham-saham BUMN seperti WSKT, PTPP,WIKA, dan WTON.

Sementara untuk sektor properti, Hans merekomendasikan saham BSDE, LPKR, LPCK, SMRA, dan ASRI yang memiliki valuasi rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×