kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,60%
  • IDX 6.520   249,06   3,97%
  • KOMPAS100 949   42,15   4,65%
  • LQ45 738   34,14   4,85%
  • ISSI 202   5,55   2,82%
  • IDX30 382   17,70   4,85%
  • IDXHIDIV20 462   16,68   3,75%
  • IDX80 107   4,47   4,34%
  • IDXV30 110   2,54   2,36%
  • IDXQ30 125   5,23   4,36%

Saham Perbankan Terkoreksi Tajam, Ini yang Harus Diperhatikan Sebelum Membeli


Senin, 03 Maret 2025 / 21:58 WIB
Saham Perbankan Terkoreksi Tajam, Ini yang Harus Diperhatikan Sebelum Membeli
ILUSTRASI. Suasana main hall Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. Penurunan harga saham perbankan, terutama bank big caps belakangan memang bisa jadi peluang bagi investor menambah porsi kepemilikannya. Namun, investor tetap perlu berhati-hati di saat volatilitas masih tinggi. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan harga saham perbankan, terutama bank big caps belakangan memang bisa jadi peluang bagi investor menambah porsi kepemilikannya. Namun, investor tetap perlu berhati-hati di saat volatilitas masih tinggi.

Misalnya pada perdagangan hari ini, Senin (3/3). Investor tampaknya telah merespon positif riset JP Morgan yang menaikkan peringkat sejumlah bank besar tersebut. Mayoritas saham bank-bank besar tumbuh lebih dari 5% di akhir perdagangan awal pekan ini.

Dalam riset tersebut, Harsh Wardhan Modi dan tim analis lainnya melihat untuk jangka pendek, bakal ada peluang untuk saham-saham perbankan pulih secara teknikal. Hanya saja, ia mengingatkan bahwa masih ada tantangan jangka menengah yaitu likuiditas yang mempengaruhi harga saham.

Modi melihat hal tersebut mungkin bisa berkembang menjadi risiko kualitas aset, kecuali terjadi perubahan mendadak dalam faktor pendorong aliran dana deposito. 

“Oleh karena itu, kita mungkin melihat pergerakan harga saham yang terbatas dalam beberapa kuartal mendatang,” tulis analis JP Morgan dalam risetnya, dikutip Senin (3/3).

Baca Juga: Daftar Bank Yang Bakal Lakukan Buyback Saat Tren Koreksi Harga Saham

Sebagai gambaran, saham-saham bank besar masih dalam tren koreksi sejak awal tahun. Secara rata-rata, koreksi saham bank jumbo ini mayoritas sudah turun lebih dari 10% secara year to date.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengalami koreksi paling dalam di antara bank-bank big caps lainnya. Bank berlogo pita emas ini sudah turun sekitar 16,24% dan kini diperdagangkan di harga Rp 4.900 per saham.

Selanjutnya, ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang sudah mengalami koreksi sekitar 12,83% menjadi Rp 3.670 per saham. Namun, jika dilihat dalam setahun terakhir, BBRI sudah turun hingga 39,34% atau menjadi yang terbesar diantara bank big caps lainnya.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyusul dengan koreksi mencapai 11,11% sejak awal tahun menjadi Rp 8.800 per saham. Terakhir, ada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang sejak awal tahun sudah turun sekitar 7,19% menjadi Rp 4.260 per saham.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan bilang jika hendak melakukan pembelian bertahap saham perbankan mungkin ini adalah waktu yang tepat karena secara valuasi sudah cukup murah. Namun, ia menyadari bahwa saat ini belum bisa dipastikan harga bottom saham perbankan ada di mana.

“Saat laporan keuangan di 2024 sebagian tidak mengalami peningkatan signifikan, namun harga sahamnya menurut saya sudah terkoreksi berlebihan dibanding kinerja fundamentalnya,” ujarnya.

Ia menambahkan saat ini koreksi yang terjadi pada saham perbankan dikarenakan keluarnya investor asing yang sejatinya bukan pertama kali terjadi di pasar modal Indonesia.

Ekky bilang secara historis saat asing keluar memang saham-saham big caps, terutama perbankan cenderung turun, karena porsi asing di saham tersebut besar.

Di sisi lain, Ekky melihat manajemen bank juga sudah melakukan langkah yang tepat untuk menaikkan harga saham secara cepat dengan melakukan buyback atau rencana pembagian dividen. Hanya saja, sentimen pasar sedang tidak baik-baik saja.

“Memang fear asing masih besar, apalagi penurunan rating juga kemarin dari MSCI untuk pasar kita,” ujarnya.

Baca Juga: Ini Saham Bank Paling Diuntungkan dari Aturan DHE SDA Terbaru

Ekky juga bilang pihaknya belum melakukan revisi harga untuk saham-saham perbankan. Menurut Ekky,  target harga BBRI masih di level Rp 4.500 hingga Rp 4.600, sementara untuk BMRI ada di level Rp 6.000, dan BBNI ada di level Rp 5.000.

Sependapat, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus juga mengingatkan bahwa jika ingin melakukan akumulasi saham perbankan perlu dilakukan bertahap. Sebab, kondisi sekarang menunjukan volatilitas yang masih tinggi.

“Sembari memperhatikan momentum yang tepat, ditengah tingginya volatilitas yang ada akibat sentiment yang ada setiap harinya,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa secara fundamental, saham perbankan masih sangat baik meskipun kinerja tidak sesuai ekspektasi. Menurutnya, tekanan terhadap saham-saham bank tetap ada, namun yang ia tekankan asa terhadap saham tersebut tetap terjaga. 

Terlebih, saat pasar penuh dengan tekanan dan harga saham yang terus mengalami penurunan, ada katalis positif yang bisa mendongkrak harga saham tersebut. Salah satu contohnya adalah langkah beberapa bank yang hendak melakukan buyback sebagai tanda bahwa perusahaan yakin dengan kinerjanya dan potensi valuasi di masa yang akan datang.

“Sehingga hal ini tentu akan meningkatkan keyakinan bagi pelaku pasar dan investor untuk terus mulai melakukan akumulasi beli,” ujarnya.

Adapun, Nico pun tampak menurunkan target harga dari saham perbankan di tahun ini. Misalnya, target BMRI yang awalnya Rp 7.800 kini menjadi Rp 7.000. Sama halnya untuk BBRI yang awalnya di Rp 5.600 menjadi Rp 5.050. 

Selanjutnya, target harga untuk BBNI kini hanya Rp 5.800 dari yang awalnya di level Rp 6.300. Target harga BBCA juga turun dari awalnya level Rp 12.000 kini hanya di targetkan di level Rp 11.650.

Selanjutnya: Sritex in Talks with Investors to Lease Assets Following Bankruptcy

Menarik Dibaca: Simak Inisiatif Vinilon Group dalam Mendukung Keberlanjutan Lingkungan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×