kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,87   8,56   0.94%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham perbankan syariah masih sangat prospektif, ini alasannya


Kamis, 02 Desember 2021 / 10:21 WIB
Saham perbankan syariah masih sangat prospektif, ini alasannya
ILUSTRASI. Karyawan memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta,


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja perbankan syariah selama pandemi Covid-19 masih tumbuh ciamik. Pembiayaan misalnya terus tercatat positif di saat perbankan secara nasional mengalami kontraksi hingga pertengahan 2021.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, pembiayaan bank umum syariah dan unit usaha syariah meningkat 7,69% yoy menjadi Rp 396,80 triliun pada Agustus 2021. Diikuti peningkatan aset 14,22% dan DPK 14,72% yang masing - masing mencapai Rp 573,81 triliun dan Rp 490,73 triliun.

Propek bisnis bank syariah tahun depan diperkirakan akan tumbuh lebih kencang lagi sejalan dengan pemulihan ekonomi. 

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK Slamet Edy Purnomo mengatakan, pertumbuhan pembiayaan bank syariah di tengah pandemi menunjukkan bahwa model bisnis syariah masih punya peluang tumbuh yang sangat bagus ke depan.

"Peluangnya masih besar, hanya saja masih perlu dilakukan akselerasi," katanya dalam webinar OJK, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: IHSG terkoreksi 0,22% ke 6.493,06 Kamis (2/12) pagi, net buy asing Rp 31,245 M

Kendati begitu, pergerakan saham-saham bank syariah cenderung mengalami penurunan. Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) misalnya, pada penutupan perdagangan Rabu (1/12) ditutup terkoreksi 5,12% ke level Rp 1.855. Dalam sepekan telah melorot 9,5% dan sepanjang tahun ini telah koreksi 17,6%.

Per September 2021, BSI masih mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 7,3% dan sampai akhir tahun ditargetkan masih akan tumbuh dikisaran 6%-7%.

Herry Gunardi, Direktur Utama BSI meyakini ekspansi pembiayaan tahun 2022 akan membaik seiring dengan proyeksi ekonomi yang diperkirakan semakin pulih. Perseroan menargetkan pembiayaan tumbuh  9%- 10%.

Saham PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) ditutup melemah 6,16% ke level Rp 3.350. Dalam sepekan telah tergerus 14,3% dan sepanjang tahun ini telah turun 10,7%.

Sedangkan saham bank baru, PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) ditutup tergelincir 6,79% ke level Rp 2.610. Namun, bank yang mengusung konsep omni channel ini masih naik 4,9% dalam sepekan dan tergerus 16,4% dalam tiga bulan.

Suria Darma, Kepala Riset Samuel Sekuritas melihat prospek saham bank syariah masih akan positif. Saat ini pergerakannya cenderung turun karena memang tidak ada sentimen aksi korporasi saja.

"Potensi pertumbuhan syariah masih tinggi apalagi bank syariah yang memenuhi syarat jadi bank KBMI 3 hanya BRIS saat ini. Sedangkan BTPS kuat di ultra mikro," kata Suria pada Kontan.co.id, Kamis (2/12).

Sedangkan prospek saham Bank Aladin menurutnya masih harus menunggu perkembangan nasabah dan perkembangan proses rights issuenya guna memenuhi ketentuan modal inti minimum. Suria melihat, basis nasabah bank ini masih kecil karena masih baru berdiri.

Senada, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama melihat prospek saham perbankan syariah masih cukup baik ke depan karena perekonomian syariah saat ini juga cukup berkembang pesat baik di Indonesia maupun Asia.

Namun, pergerakan saham BRIS cenderung turun dinilai lebih karena pelaku pasar mencermati opsi right issue yang hingga saat ini masih menunggu konfirmasi dari manajemen. "Hal tersebut memberikan pilihan bagi pelaku pasar untuk wait and see pada BRIS," jelas Okie pada Kontan.co.id, Rabu (1/12).

Baca Juga: Intip rekomendasi saham dari MNC Sekuritas untuk Kamis (2/12)

Selain itu, perlambatan saham syariah juga seiring dengan terhambatnya pertumbuhan total aset perbankan syariah seiring dengan tertundanya keberangkatan haji saat ini sebagai dampak dari pandemi.

Pilarmas Investindo Sekuritas menilai saham bank syariah masih menarik untuk diinvestasikan. Apalagi jika melihat pertumbuhan kredit mayoritas bank syariah cukup tinggi, jauh di atas industri perbankan.

Menurutnya, pertumbuhan tersebut tak terlepas dari pangsa pasar syariah yang dinilai masih cukup rendah di industri perbankan, sehingga ruang pertumbuhan ke depan masih terbuka.

"Untuk BTPS dan BANK tidak ada sentimen yang signifikan mempengaruhi harga. Sehingga kami menilai pelaku pasar lebih melihat prospek secara menyeluruh pada industri perbankan di tengah tantangan pandemi," pungkas Okie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×