kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.794   1,00   0,01%
  • IDX 7.469   -10,06   -0,13%
  • KOMPAS100 1.154   -0,36   -0,03%
  • LQ45 914   0,76   0,08%
  • ISSI 226   -0,75   -0,33%
  • IDX30 472   1,31   0,28%
  • IDXHIDIV20 570   2,59   0,46%
  • IDX80 132   0,18   0,14%
  • IDXV30 140   0,94   0,68%
  • IDXQ30 158   0,51   0,33%

Saham lapis kedua dan ketiga menghijau saat IHSG jatuh, ini kata analis


Selasa, 21 April 2020 / 15:20 WIB
Saham lapis kedua dan ketiga menghijau saat IHSG jatuh, ini kata analis
ILUSTRASI. Petugas kebersihan membersihkan logo IDX di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (20/4).


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Di tengah penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang tahun ini, saham-saham di lapis dua dan tiga justru unjuk gigi.

Misalkan saja PT Siantar Top Tbk (STTP) yang menghijau 135,6% sepanjang tahun, PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE) yang naik 197,1% sejak melantai bulan lalu dan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) yang naik 13,4% sepanjang tahun per Senin (20/4).

Saham lapis dua dan tiga biasa digunakan untuk menyebutkan saham-saham dengan likuiditas dan nilai kapitalisasi pasar kecil. Dalam hal ini STTP memiliki kapitalisasi pasar Rp 14 triliun, CARE Rp 10 triliun dan DNET Rp 49 triliun.

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan, mengatakan, kenaikan saham-saham lapis dua dan tiga bisa dipengaruhi oleh dua hal yaitu sentimen sektoral dan likuiditas yang kecil.

Baca Juga: IHSG ditutup melorot 1,90% ke 4.489 pada akhir perdagangan sesi I hari ini

Namun, melihat data top leaders milik Bursa Efek Indonesia (BEI) kenaikan lebih disebabkan oleh sentimen sektoral.

Sebagai contoh, Alfred berpendapat kenaikan saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) pada data per Senin (20/4) naik 10,6% year to date (sejak awal tahun) disebabkan oleh sentimen positif dari sektor telekomunikasi dan turunannya.

“TOWR juga masih ekspansi. Akhir tahun kemarin akuisisi, awal tahun ini juga kembali akuisisi. Ekspansi seperti ini yang dilihat pasar masih cukup oke. Apalagi di sektor telekomunikasi relatif solid di kondisi seperti ini, ini yang membuat sektor turunannya cukup kuat,” jelas Alfred kepada Kontan, Selasa (21/4).

Sedangkan likuiditas yang kecil sangat memengaruhi pergerakan harga saham lapis dua dan tiga. Saat permintaan  dengan volume kecil saja, harga bisa bereaksi besar juga.

Begitu pula sebaliknya, saat investor melepas volume kecil saja, harga bisa langsung turun.  Sedangkan saham bluechips atau yang berkapitalisasi besar akan sulit bergerak apabila ada permintaan dengan volume yang kecil.

Baca Juga: IHSG diprediksi melemah, ini rekomendasi saham untuk perdagangan Selasa (21/4)

Dus, Alfred mengatakan, apabila  tertarik untuk memilih saham di lapis dua dan tiga, investor harus jeli melihat kondisi fundamental.

Apabila fundamental dirasa baik dan memiliki prospek positif ke depan, investor disarankan untuk memegang dalam jangka menengah dan panjang. Sebab dalam kondisi seperti ini, volatilitas harga di saham lapis dua dan tiga ini cukup tinggi.

“Kalau untuk investor medium dan long term, tidak masalah untuk yang fundamentalnya cukup kuat. Karena yang fundamentalnya kuat tidak hanya dimiliki oleh first liner saja,” jelas dia.

Baca Juga: IHSG terseret Bursa Asia dan dibuka melemah 1% ke 4.528 pada perdagangan hari ini

Analis Oso Sekuritas, Sukarno Alatas, menambahkan, bila dilihat secara fundamental saham lapis dua dan tiga yang masih cukup bagus adalah STTP, DNET dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).

“MDKA secara fundamental bagus dan terbantu oleh prospek harga emas,” imbuhnya kepada Kontan beberapa waktu silam.

Sukarno menambahkan, meski saham lapis dua dan tiga saat ini menjadi pilihan, investor tetap harus berhati-hati karena likuiditas kurang menarik. Sebab sentimen penguatan saham-saham tersebut dinilai hanya untuk jangka waktu pendek saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×