kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Saham Kalbe Farma (KLBF) lesu dibanding emiten farmasi BUMN, ini penyebabnya


Rabu, 09 Desember 2020 / 20:02 WIB
Saham Kalbe Farma (KLBF) lesu dibanding emiten farmasi BUMN, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Direktur Utama PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) Vidjongtius dalam konferensi pers RUPST KLBF yang digelar secara online, Senin (18/5).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pada dua hari perdagangan pekan ini, saham-saham farmasi BUMN melesat signifikan. Secara akumulasi, kenaikan tertinggi dicatatkan oleh PT Indofarma Tbk (INAF) yang melesat 36,36% ke level Rp 4.720 per saham.

Disusul PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang meningkat 33,57% ke level Rp 4.810 per saham dan PT Phapros Tbk (PEHA) yang naik 25,26% menjadi Rp 2.100 per saham. Sementara itu, emiten farmasi swasta, yakni PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) hanya naik 0,68% pada Senin (7/12) lalu turun 0,67% pada Selasa (8/12) ke posisi Rp 1.478 per saham.

Analis Panin Sekuritas Rendy Wijaya menilai, pergerakan KLBF yang lesu dibandingkan emiten farmasi lainnya disebabkan adanya larangan bagi perusahaan swasta untuk mengimpor vaksin Covid-19 pada 2021.

Larangan ini disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dalam acara Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) yang berlangsung pada Selasa, 1 Desember 2020.

Baca Juga: Bio Farma targetkan minimal 16,5 juta orang divaksin Covid-19 pada kuartal I 2021

Perusahaan swasta tidak boleh mengimpor vaksin Covid-19 untuk 2021 supaya harga dan distribusinya bisa terkontrol. Kemungkinan, pihak swasta baru boleh mengimpor vaksin Covid-19 dengan berbagai merek pada tahun 2022 atau 2023.

Meskipun begitu, di luar adanya larangan impor dari pemerintah, menurut Rendy, Kalbe Farma memang belum dapat mengimpor vaksin. Pasalnya, pengembangan vaksin Covid-19 yang merupakan hasil kerja sama dengan Genexine asal Korea Selatan masih dalam tahap uji klinis I dan II.

Direktur Utama Kalbe Farma Vidjongtius mengamini hal tersebut. Menurut dia, kandidat vaksin Kalbe Farma masih tahap uji klinis sehingga belum bisa impor saat ini.

"Kami memperkirakan, uji klinis akan selesai pada pertengahan tahun 2021 atau kuartal III-2021," ungkap Vidjongtius saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (9/12). Untuk itu, Kalbe Farma akan melanjutkan ke tahap uji klinis berikutnya sambil memantau perkembangan peraturan yang ada.

Baca Juga: Begini dampak pandemi Covid-19 ke kinerja dan market share holding farmasi



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×