Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten alat kesahatan PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) mencatatkan kenaikan harga saham yang signifikan. Mengutip data RTI Business, harga saham IRRA telah naik 75,14% dalam sebulan terakhir. Ini memperkokoh kenaikan harga saham IRRA yang sejak awal tahun sudah menguat 133,08%.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengungkapkan, ekspektasi kenaikan permintaan jarum suntik untuk vaksinasi memang menjadi sentimen utama dari kenaikan harga saham ini. Ia memperkirakan pergerakan harga saham IRRA masih akan berlanjut hingga vaksinasi dimulai.
"Estimasi ke harga Rp 1.800 hingga Rp 2.000," ungkap William ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (17/12).
Asal tahu saja, pada penutupan perdagangan Kamis (17/12) harga saham IRRA berada di level Rp 1.515.
Sekadar informasi, mengutip catatan Kontan.co.id sebelumnya, manajemen IRRA memang memproyeksikan akan mengantongi pendapatan seiring dengan vaksinasi Covid-19. Pada 27 November 2020, IRRA telah melakukan penandatanganan kontrak sales and purchase agreement (SPA) sebanyak 111 juta unit jarum suntik ADS berukuran 0,5 ml dengan Kementerian Kesehatan.
Baca Juga: Itama Ranoraya (IRRA) jajaki peningkatan kerja sama dengan Abbot
William pun menyarankan investor untuk buy saham IRRA. Sebab, secara teknikal pergerakannya masih uptrend dan masih bisa diikuti. Akan tetapi, ia mengingatkan investor terhadap aksi profit taking yang berpotensi memberatkan pergerakan harga saham IRRA.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menambahkan, selain kontrak kerja sama jarum suntik, pergerakan harga IRRA juga ditopang pengadaan alat tes swab antigen.
"Hal ini tentu menguntungkan emiten IRRA ke depannya," jelas Herditya kepada Kontan.co.ud, Kamis (17/12).
Menurut catatan Kontan.co.id sebelumnya, IRRA mendapatkan pesanan untuk pengadaan produk Covid Swab Antigen Test dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Order pertama sebanyak 200.000 unit didapat pada bulan Oktober lalu, dan 400 unit lainnya didapatkan pekan lalu. Adapun Produk Covid Swab Antigen Test IRRA milik Abbott dengan nama Panbio ini baru dipasarkan mulai kuartal IV 2020 ini.
Lebih lanjut Herditya menjelaskan, per Kamis (17/12) saham IRRA memiliki resistance di level Rp 1.775 dan support di Rp 1.240. Diperkirakan pergerakan IRRA secara indikator akan sideways cenderung terkoreksi.
" Cukup wajar ya, karena bila kita cek secara historisnya pergerakannya cenderung uptrend. Lebih baik wait and see terlebih dahulu dan waspada akan level support dari IRRA yang kami berikan," tutupnya.
Selanjutnya: Euforia vaksin terhadap kenaikan IHSG hanya sementara, begini prospek ke depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News