Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Hal ini dikarenakan laba KAEF turun cukup jauh sejak tahun 2019, sementara INAF masih mencatatkan kerugian bersih setidaknya pada kuartal ketiga tahun 2020.
“Untuk saat ini kami masih merekomendasikan wait and see. Karena secara teknikal masih cenderung downtrend, dan secara valuasi masih cukup tinggi,” terang Hendriko kepada Kontan.co.id, Jumat (5/3).
Mengutip laporan keuangan, per kuartal ketiga 2020, KAEF membukukan laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan ke entitas induk senilai Rp 37,19 miliar, menurun 11,08% dari laba bersih di periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 41,83 miliar. Sementara INAF masih merugi Rp18,8 miliar per akhir September 2020.
Setali tiga uang, William juga merekomendasikan wait and see karena keduanya masih berpotensi mengalami penurunan.
Selanjutnya: Ini perubahan penghuni indeks saham BEI yang berlaku mulai 1 Februari 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News