Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
Terkait dengan sahamnya meski sudah turun dalam, ia melihat saat ini bukan waktu yang tepat untuk mengoleksi saham rokok. Di samping itu, ada hal lain yang perlu diperhatikan, yakni preferensi investor global yang saat ini cenderung lebih ke saham-saham berbasis Environmental, Social, and Corporate Governance (ESG).
"Sehingga minat investor global di saham-saham rokok Indonesia bisa menurun," ucap Yosua.
Analis RHB Sekuritas Indonesia Michael Wilson Setjoadi bahkan memprediksi, GGRM dan HMSP masih berpotensi terkoreksi lagi sebesar 5%-10%. Saat ini, ia memasang rekomendasi netral untuk saham-saham rokok.
"Kira-kira, sampai produsen rokok sudah ada sinyal sepakat naikin harga tinggi sehingga market share bisa dipertahankan dan bagus buat margin," ucap dia. Menurut Michael, selama harga jual rokok belum naik, harga saham juga belum bisa terkerek.
Selanjutnya: IHSG melemah 0,18% pada Kamis (10/12), masih menguat 2,06% sepekan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News