kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Saham emiten telekomunikasi dinilai masih menarik


Kamis, 01 Oktober 2020 / 08:50 WIB
Saham emiten telekomunikasi dinilai masih menarik
ILUSTRASI. BTS Telkom. ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra/ama/17


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten-emiten di sektor telekomunikasi regional Asia Pasifik mengalami koreksi harga saham yang cukup signifikan selama pandemi Covid-19. Tidak hanya dirasakan emiten telekomunikasi di dalam negeri, koreksi serupa juga dialami oleh raksasa telekomunikasi di negara tetangga.
 
Equity Analyst Samuel Sekuritas Indonesia Selvi Ocktaviani mencatat, kinerja harga saham dari pemain besar di kawasan tersebut seperti  SingTel, Axiata, Telstra, hingga Telkom Indonesia ikut terdampak pandemi. Sementara untuk emiten halo-halo dalam negeri, secara YTD saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) koreksi -35,5%, PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengalami penurunan -35,5% dan PT Indosat Tbk (ISAT) yang turun -31,6%. 

Pertama, kondisi secara global mempengaruhi kinerja saham telekomunikasi regional maupun domestik. Ia melihat adanya switching preferensi investor ke sektor yang lebih menarik seperti teknologi dan farmasi. "Selain itu kondisi market uncertainty akibat pandemi membuat investor berpindah ke kelas-kelas aset yang dianggap lebih aman," ujar Selvi.

Baca Juga: BEI kantongi delapan calon emiten dan 10 penerbitan surat utang

Di sisi lain, Selvi menilai perbaikan kinerja saham sektor telekomunikasi nasional sangat bergantung pada perkembangan pandemi Covid-19 dan strategi pemerintah dalam memulihkan ekonomi. "Namun sektor telko diproyeksi menjadi salah satu sektor yang resilience, dengan dampak minim pada kinerja sebab kebutuhan masyarakat akan akses data dan informasi semakin meningkat," jelasnya.
 
Terkait dengan pergerakan harga saham pemain lokal seperti TLKM menurut Selvi memiliki pengaruh yang besar terhadap IHSG secara keseluruhan. TLKM sebagai emiten dengan bobot 4,5% dari indeks dan memiliki market cap sebesar Rp 253,5 triliun alias terbesar ke-4 pada indeks IHSG, membuat pergerakan harga sahamnya cukup signifikan dalam mempengaruhi harga indeks.

"Saat ini kami melihat foreign outflow yang mempengaruhi pergerakan saham TLKM. Tapi kondisi ini tidak hanya pada TLKM saja, namun juga pada saham berkapitalisasi besar lainnya di sektor perbankan dan konsumer. Karena di indeks IHSG sendiri juga terjadi net foreign sell hingga Rp 60 triliun," jelas Selvi.

Meski investor asing banyak yang melepas saham TLKM, namun Selvi menilai hal tersebut tidak perlu dirisaukan. Sebab secara fundamental kinerja TLKM cukup kuat. Dengan mempertimbangkan permintaan layanan telekomunikasi yang akan tetap tinggi di tengah pandemi. Selvi merekomendasikan buy untuk saham TLKM dan emiten telekomunikasi lainnya karena memang menarik untuk dikoleksi.

Baca Juga: Tiga Pilar (AISA) upayakan pelunasan utang

"Kami rekomendasikan buy untuk TLKM, EXCL dan ISAT untuk periode 1 tahun ke depan. Kami masih optimis dengan pertumbuhan kinerja saham-saham Telco, di mana kebutuhan akan data, komunikasi dan informasi kini menjadi salah satu kebutuhan dasar masyarakat," katanya.

Ditambah lagi kebijakan PSBB yang menghimbau kegiatan bekerja dari rumah serta pembelajaran jarak jauh sangat bergantung pada konektivitas internet. "Sekitar 98% masyarakat Indonesia masih mengandalkan data selular untuk terkoneksi ke internet," pungkasnya.

Selanjutnya: Simak jadwal pembagian dividen interim United Tractors (UNTR) dan Astra (ASII)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×