kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Saham emiten telekomunikasi bisa jadi pilihan lagi


Senin, 09 Juli 2018 / 07:45 WIB
Saham emiten telekomunikasi bisa jadi pilihan lagi


Reporter: Dian Sari Pertiwi, Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham telekomunikasi belakangan mulai bangkit lagi. Para analis menilai saham halo-halo ini masih layak dikoleksi.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Josscarios Jonathan mengatakan bisnis paket data jadi andalan bisnis telekomunikasi. "Karena sensitivitas pengguna terhadap harga sudah mulai menurun, sekarang sudah beralih ke kualitas," ujar Joss, Jumat (6/7).

Peralihan ini bisa mendongkrak kenaikan harga paket data dan berimbas pada kinerja keuangan. Apalagi, operator telekomunikasi sendiri juga sudah mulai mengerek tarif layanan data.

PT Indosat Tbk (ISAT) mengerek tarif layanan data internet sebesar 10%. Begitu juga dengan PT Telkomsel. Anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) ini akan menaikkan tarif data internet pada Juli ini.

Selain mengerek harga, mereka juga memperkuat jaringan infrastruktur. ISAT mulai berbenah dengan meningkatkan jaringan 4G di luar pulau Jawa. Hal ini dilakukan dengan menggunakan 80% belanja modal atau capital expenditure (capex) yang nilainya sebesar Rp 8 triliun.

Senada, PT XL Axiata Tbk (EXCL) menganggarkan 60% dari capex sebesar Rp 7 triliun untuk membangun infrastruktur layanan 4G di lebih 400 Kabupaten dan Kecamatan.

Joss merekomendasikan beli untuk semua saham telekomunikasi. Ia mematok target harga ISAT di 5.000, EXCL 3.200 dan TLKM 4.900.

Namun, Joss lebih menjagokan saham TLKM. Dia memprediksi kenaikan tarif ini dapat mengerek pendapatan TLKM hingga 12% di tahun ini. "Karena 50% dari revenue-nya dari paket data," ujar dia.

Head of Dealing Narada Aset Manajemen Indra Prasetiya juga punya jagoan yang sama, yakni TLKM. "Saham ini sudah mulai uptrend resistence ke level 4.000," kata dia.

Meski begitu, Indra bilang investor perlu mewaspadai dampak volatilitas rupiah pada kinerja TLKM. "Karena mereka banyak cost dalam bentuk dollar Amerika Serikat," terang dia.

Menurut Joss, investor perlu mencermati biaya operasional TLKM tahun ini. Sebab, dua tahun belakangan biaya operasional TLKM lebih gemuk dari pendapatannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×