Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,43% ke level 5.031,26 pada Jumat (10/7). Dalam sepekan, indeks hanya menguat 1,16%.
Meski demikian, sejumlah saham emiten batubara mencatatkan kinerja yang lebih moncer dibandingkan IHSG dalam sepekan perdagangan. Saham PT Indika Energy Tbk (INDY) misalnya, menguat 7,19% dalam sepekan. Saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) juga menguat 4,33% .
Saham penunjang pertambangan batubara, yakni kontraktor batubara juga ikut menguat. Saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) misalnya, menguat 6,80% dalam sepekan dan ditutup di level Rp 157 per saham. Saham kontraktor batubara milik Grup Astra, yakni PT United Tractors Tbk (UNTR) juga menguat 4,52% dalam sepekan perdagangan.
Baca Juga: UU Minerba baru digugat, bagaimana dampaknya ke saham emiten batubara?
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, dari sisi sektoral, indeks sektor pertambangan memang masih berpotensi untuk menguat kembali secara teknikal. Terlebih bila indeks sektor pertambangan mampu menembus resistance di level 1.318.
Mengutip data di laman Bursa Efek Indonesia, indeks sektor pertambangan melemah 0,55% ke level 1.284,56 pada Jumat (10/7). Namun secara year-to-date, indeks pertambangan hanya melemah 17,05%, lebih rendah dibandingkan pelemahan yang terjadi pada IHSG yakni 20,13%. Indeks sektor pertambangan juga tercatat sebagai indeks sektoral dengan pelemahan kedua terendah, setelah indeks barang konsumsi yang sebesar 12 ,36% sejak awal tahun.
“Sementara itu dari sisi emiten-emitennya, kami juga memperkirakan masih terdapat potensi penguatan, meskipun memang uptrend-nya tidak terlalu kencang,” ujar Herditya saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (10/7).
Baca Juga: Baru sebulan diundangkan, UU Minerba sudah digugat ke Mahkamah Konstitusi
Saham ADRO misalnya, dalam jangka pendek masih berpotensi untuk menguat ke level Rp 1.150-Rp 1.200 per saham. Sementara saham PTBA secara jangka pendek masih berpotensi menuju level Rp 2.200-Rp 2.250 per saham.
Herditya menilai, kedua saham ini bisa dicermati oleh investor. Namun, investor lebih baik menunggu momentum koreksi apabila ingin masuk ke saham PTBA maupun ADRO.
Para pelaku pasar juga dapat memperhatikan level support dan resistance yang ada dari masing-masing saham pertambangan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News