kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Saham di Indeks SMC Liquid Bisa Jadi Pilihan saat Pasar Bergejolak, Ini Saran Analis


Minggu, 20 April 2025 / 18:09 WIB
Saham di Indeks SMC Liquid Bisa Jadi Pilihan saat Pasar Bergejolak, Ini Saran Analis
ILUSTRASI. Di tengah kondisi pasar yang masih penuh gejolak, saham-saham dalam indeks SMC Liquid mulai menunjukkan performa yang menarik perhatian. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/nz


Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kondisi pasar yang masih penuh gejolak, saham-saham dalam indeks SMC Liquid mulai menunjukkan performa yang menarik perhatian. 

Hingga penutupan perdagangan Kamis (17/4), indeks ini berada di level 263,632 atau terkoreksi 13,52% secara year to date (ytd). Padahal, sebelumnya pada 9 April lalu, indeks ini sempat menyentuh level 247,827, dengan koreksi mencapai 18,71% ytd.

Berdasarkan data Bloomberg, beberapa saham anggota indeks ini mencatatkan penguatan signifikan. Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menempati posisi teratas dengan kenaikan 27,54% ytd. Disusul oleh PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) yang naik 18,3% ytd dan PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) yang menguat 15,38% ytd.

Baca Juga: Cek Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Senin (21/4)

Saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) juga mencatat kenaikan 13,21% ytd, diikuti oleh PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) yang menguat 11,98% ytd.

Saham-saham lain yang turut menunjukkan performa positif antara lain PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) naik 5,35% ytd, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) 4,92% ytd, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) 4,46% ytd, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) 4,61% ytd, serta PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) 3,24% ytd.

Sebagai informasi, indeks SMC Liquid mencerminkan pergerakan harga saham-saham dengan kapitalisasi pasar kecil hingga menengah yang memiliki tingkat likuiditas tinggi. Kelompok saham ini juga identik sebagai saham lapis dua.

Analis sekaligus VP Marketing, Strategy & Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi berpandangan performa saham-saham dalam indeks ini umumnya memiliki kinerja keuangan yang solid. Beberapa saham bahkan terdorong oleh kenaikan harga komoditas. 

Hal ini terlihat dari pertumbuhan laba bersih tahun 2024 sejumlah emiten, seperti ANTM tumbuh 18,5% yoy, TAPG naik 94% yoy, LSIP melonjak 93% yoy dan JPFA meningkat tajam 224% yoy.

Baca Juga: Cek Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham dari Analis Ini untuk Senin (21/4)

Kinerja tersebut, lanjut Audi, menjadi salah satu alasan saham-saham ini menarik perhatian investor di tengah tekanan yang dialami saham-saham berkapitalisasi besar atau blue chip

“Pada akhirnya investor akan mencari alternatif aset yang bertumbuh dan resilien di tengah tekanan saat ini,” kata Audi kepada Kontan, Minggu (20/4).

Audi menambahkan, sejumlah konstituen dalam indeks IDX SMC Liquid masih memiliki prospek positif, seperti kenaikan harga komoditas dan meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven, yang bisa mendongkrak kinerja emiten produsen dan penjual emas.

Kemudian, sektor defensif seperti konsumer dan utilitas, yang cenderung lebih tahan terhadap tekanan ekonomi dan kinerja keuangan kuartal I-2025 yang diperkirakan masih mencatat pertumbuhan positif.

"Kami meyakini pasar akan merespons keberlanjutan yang positif di pasar," ujar Audi.

Meski demikian, ia meyakini pergeseran minat investor kembali ke saham-saham blue chip bisa saja terjadi apabila kondisi pasar membaik dan bank sentral mulai menurunkan suku bunga. Potensi rotasi ini diperkirakan akan terjadi pada kuartal III dan IV tahun 2025.

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai saham-saham dalam indeks SMC Liquid memiliki fundamental yang solid. Ia mengatakan bahwa secara valuasi, sebagian besar saham dalam indeks ini tergolong undervalued atau sedang berada pada level harga yang terdiskon.

"Secara fundamental, emiten-emiten dalam SMC ini memiliki fundamental yang kokoh. Ketika valuasinya sedang diskon, hal ini bisa menjadi peluang bagi investor," ujar Nafan kepada Kontan, Minggu (20/4).

Ia menambahkan, ketika IHSG mulai rebound dan likuiditas di saham-saham SMC meningkat, maka wajar jika harga saham-saham tersebut ikut naik. 

Di tengah ketidakpastian pasar global yang masih membayangi, Nafan menilai indeks SMC Liquid dapat menjadi opsi menarik bagi investor yang ingin memanfaatkan peluang di tengah kondisi pasar yang fluktuatif.

Investment Analyst Edvisor Provina Visindo Indy Naila mengamini saham-saham yang tergabung dalam indeks SMC  Liquid berpotensi menjadi pilihan menarik di tengah kondisi pasar yang volatil. Hal ini sejalan dengan prospek sektor riil yang cenderung tetap defensif. 

"Contohnya, saham seperti TAPG dan LSIP berpeluang menguat seiring dengan prospek permintaan CPO yang masih tinggi. Sementara itu, JPFA dari sektor konsumer juga masih defensif," jelas Indy kepada Kontan, Minggu (20/4).

Indy menyarankan investor untuk mencermati saham-saham di sektor energi, khususnya yang berkaitan dengan komoditas seperti emas dan kelapa sawit. 

Di sisi lain, sektor konsumer dinilai masih cukup defensif, terutama untuk saham-saham berkapitalisasi besar yang mampu menjaga margin profitabilitas di tengah tantangan pasar.

Audi merekomendasikan untuk buy saham ANTM dan JPFA di target harga masing-masing Rp 2.050 dan Rp 2.460, serta trading buy saham MDKA pada target level harga Rp 1.850 per saham.

Sementara itu, Indy menyarankan untuk buy saham TAPG, BNGA, JPFA dan ANTM pada target harga di level Rp 945, Rp 1.900, Rp 2.170 dan Rp 2.350 per saham.

Adapun Nafan menyarankan strategi akumulasi beli untuk sejumlah saham anggota indeks SMC Liquid, seperti JPFA pada level target Rp 2.080, ADHI di harga target Rp 246 dan SCMA dengan target Rp 198 per saham.

Selanjutnya: Gabungan Serikat Ojol Siap Gelar Demo Protes Terhadap Grab, Ini Alasannya

Menarik Dibaca: Panduan Menata Keuangan Setelah Hari Raya Idul Fitri ala Bank Neo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×