kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.235.000   -2.000   -0,09%
  • USD/IDR 16.633   -23,00   -0,14%
  • IDX 8.071   27,26   0,34%
  • KOMPAS100 1.115   1,03   0,09%
  • LQ45 783   -1,20   -0,15%
  • ISSI 284   1,67   0,59%
  • IDX30 411   -0,03   -0,01%
  • IDXHIDIV20 466   -1,32   -0,28%
  • IDX80 123   0,18   0,14%
  • IDXV30 133   -0,24   -0,18%
  • IDXQ30 130   0,01   0,01%

Saham Consumer Cyclical Belum Moncer, Cek Rekomendasi Analis


Kamis, 02 Oktober 2025 / 20:15 WIB
Saham Consumer Cyclical Belum Moncer, Cek Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Produk mi instan Indomie produksi PT Indofood ICBP Sukses Makmur (ICBP) dipajang pada etalase pasar swalayan di Pondok Gede, Kota, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (07/3/2024). Saham-saham di sektor barang konsumer non-primer atau consumer cyclical masih belum moncer. Tercatat, indeks konsumer siklikal masih tertinggal dibandingkan indeks sektoral lainnya. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/07/03/2024


Reporter: Rashif Usman | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham di sektor barang konsumer non-primer atau consumer cyclical masih belum moncer. Tercatat, indeks konsumer siklikal masih tertinggal dibandingkan indeks sektoral lainnya.

Berdasarkan data statistik Bursa per Kamis (2/10/2025), indeks ini hanya mampu mendaki 9,85% sejak awal tahun, sehingga menempati posisi ketiga terendah di antara indeks sektoral lainnya.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) David Kurniawan menjelaskan ada beberapa faktor yang membuat pergerakan sektor ini belum bertenaga.

Pertama, daya beli masyarakat yang melemah akibat inflasi pangan dan depresiasi rupiah membuat konsumsi non esensial seperti otomotif, ritel premium dan leisure tertahan.

Baca Juga: Adu Kuat Kinerja Emiten Konsumer pada Semester I-2025, Simak Rekomendasi Sahamnya

Kedua, biaya impor yang tinggi membuat marjin tergerus. Menurut David, banyak emiten di sektor ini yang bergantung pada bahan baku impor seperti gandum, daging dan elektronik.

"Ketiga, tingkat suku bunga yang relatif tinggi membuat permintaan cicilan kredit kendaraan maupun barang konsumsi tertekan," kata David kepada Kontan, Kamis (2/10/2025).

Dihubungi terpisah, Managing Director Research & Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia Harry Su menilai performa saham di sektor consumer cyclical saat ini dipengaruhi oleh kekhawatiran dari pelemahan daya beli masyarakat yang berpotensi membebani profitabilitas perusahaan konsumer di Indonesia.

"Meskipun suku bunga sudah turun, tapi biasanya memerlukan waktu minimal 6 bulan untuk dapat dirasakan manfaatnya," ucap Harry kepada Kontan, Kamis (2/10/2025).

Peluang penguatan

Kendati begitu, Harry berpendapat bahwa sektor ini masih berpeluang menguat ke depannya. Program stimulus pemerintah diperkirakan akan menjadi angin positif bagi perusahaan konsumer melalui peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan masyarakat.

Secara khusus, sejumlah inisiatif seperti bantuan pangan, program padat karya dan program magang berpotensi membantu menurunkan tingkat pengangguran dalam jangka panjang, sekaligus menopang permintaan di tengah masih lemahnya minat belanja konsumen Indonesia. Dampaknya diperkirakan akan mulai terlihat pada kuartal IV-2025 dan seterusnya.

Senada, David melihat peluang perbaikan kinerja sektor konsumer siklikal pada akhir tahun 2025. Optimisme ini didorong sejumlah sentimen positif, seperti faktor musiman menjelang akhir tahun yang identik dengan puncak belanja masyarakat seperti Natal, Tahun Baru, dan liburan, serta dukungan stimulus fiskal khususnya kebijakan pro fiskal yang digulirkan pemerintah.

David melihat saat ini ada berbagai saham pilihan yang menarik untuk dicermati, antara lain PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) didukung momentum musiman di akhir tahun, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) tetap stabil di tengah tekanan makroekonomi serta PT Aspirasi Hidup Sejahtera Tbk (ACES) saat ini dinilai memiliki valuasi murah.

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Emiten Konsumer di Tengah Momentum Idul Adha

Sementara itu, Harry memilih saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dan PT Unilever Tbk (UNVR) sebagai pilihan yang menarik untuk dicermati.

David merekomendasikan untuk buy on support saham MAPI dengan target harga Rp 1.600 per saham, buy on weakness saham AMRT dengan target harga Rp 2.800 per saham dan buy saham ACES pada target harga Rp 660 per saham.

Adapun Harry memberikan peringkat overweight untuk sektor konsumer dan merekomendasikan buy untuk saham ICBP, INDF, MYOR dan UNVR.

Selanjutnya: Industri Furnitur Terbentur Tarif Tambahan Trump, Berpotensi Pangkas Pesanan dari AS

Menarik Dibaca: Jadi Tren, Ini 6 Manfaat Olahraga Padel untuk Wanita

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×