kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Saham BUMN tertekan sejak awal tahun, begini saran analis


Senin, 02 Maret 2020 / 06:15 WIB
Saham BUMN tertekan sejak awal tahun, begini saran analis


Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun 2020 harga saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tertekan. Koreksi harga ini beriringan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih berada di zona merah. Asal tahu saja, pada penutupan perdagangan Jumat (28/2) IHSG terkoreksi ke level Rp 5.452,70 

Berdasar penelusuran Kontan.co.id, penurunan harga saham plat merah paling dalam dialami oleh PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dengan koreksi 53,6% ke level Rp 560 per saham. Saham farmasi lainnya yang tertekan adalah PT Indofarma Tbk (INAF) yang terkoreksi 48,51% sejak awal tahun ke level Rp 580. 

Baca Juga: Kapitalisasi pasar CPIN dan BRPT tidak lagi jumbo, simak rekomendasi analis berikut

Menanggapi hal ini, Analis Jasa Utama Sekuritas Chris Apriliony melihat penurunan harga yang dalam pada kedua emiten dipicu oleh isu Jiwasraya dan Asabri. "Di mana KAEF dan INAF masuk dalam portofolio di kedua institusi tersebut," kata Chris  ketika dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (19/2).

Berdasar penelusuran Kontan.co.id, saham lain yang mengalami koreksi harga seperti PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR).

Menurut Chris, penurunan pada saham-saham itu tidak lepas dari kebijakan pemerintah dan manajer investasi (MI) yang bermasalah. Asal tahu saja, GIIA, PGAS, dan SMBR mengalami penurunan harga saham masing-masing sebesar 49,5%. 41,01%, dan 40,91% sejak awal tahun. 

Di sisi lain, Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan bilang penurunan yang dialami saham-saham BUMN  tidak hanya dipicu oleh market yang lesu. Saham-saham tersebut diperberat karena terseret dalam portofolio Asabri dan Jiwasraya, seperti SMBR, KAEF, dan INAF. 

Baca Juga: Dibayangi virus corona, IHSG diramal masih akan lesu di bulan Maret

Sementara itu untuk PGAS, Alfred melihat penurunannya dipicu oleh intervensi pemerintah terhadap kebijakan harga gas. Saham GIAA diperberat dengan pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir terkait utang jatuh tempo Garuda. Hal ini menyebabkan sentimen positif Garuda berupa perombakan direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga sahamnya. 

Meskipun harga saham BUMN tengah lesu, Alfred melihat masih ada beberapa saham plat merah yang menarik. Di antaranya saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan saham-saham perbankan.

Kinerja TLKM yang baik sepanjang 2019 berpotensi akan berlanjut hingga 2020. Sehingga, di tengah harga yang terkoreksi, valuasi TLKM menjadi lebih murah. 

Baca Juga: Virus corona masih jadi sentimen pasar saham, begini prediksi analis untuk IHSG besok

Alfred menyarankan buy short term saham-saham tersebut dengan target harga Rp 3.800 untuk TLKM, Rp 4.350 untuk BBRI, dan Rp 7.500 untuk BMRI

Di sisi lain Chris berpendapat meskipun harga saham BUMN terkoreksi cukup dalam beberapa saham dengan kinerja yang baik masih menarik untuk diakumulasi seperti TLKM, BBNI, BMRI, BBRI, PTBA.

"Jika fundamental perusahaan kuat, ada kemungkinan ketika indeks kembali stabil, saham-saham tersebut kembali naik," tambah Chris. Investor disarankan untuk tidak perlu buru-buru dan dapat mencicil secara berkala dalam membeli. 

Baca Juga: Tekanan pasar dan nilai emisi kecil bikin puluhan saham jadi gocap

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×