kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.739   21,00   0,13%
  • IDX 7.468   -11,36   -0,15%
  • KOMPAS100 1.154   0,16   0,01%
  • LQ45 915   1,77   0,19%
  • ISSI 226   -0,94   -0,41%
  • IDX30 472   1,65   0,35%
  • IDXHIDIV20 569   1,75   0,31%
  • IDX80 132   0,22   0,17%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,25   0,16%

Saham BBTN Menguat Sepekan Terakhir, Simak Prospeknya Menurut Analis


Rabu, 25 Januari 2023 / 08:37 WIB
Saham BBTN Menguat Sepekan Terakhir, Simak Prospeknya Menurut Analis
ILUSTRASI. Agen pemasaran KPR BTN melayani pengunjung di ajang Indonesia Properti Expo (IPEX) 2022 di Jakarta Convention Center,


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) cenderung menguat pasca merampungkan aksi rights issue.

Pada penutupan perdagangan Selasa (24/1), saham bank ini menguat 1,9% ke level Rp1.340. Emiten spesialis pembiayaan perumahan itu mencetak kenaikan harga saham selama enam hari beruntun sejak 16 Januari.

Sepanjang periode perdagangan pekan lalu, saham BBTN menguat 6,05%. Pergerakan harga saham BBTN sejalan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat signifikan 3,51%, serta indeks sektor keuangan (IDX Finance) yang menguat 2,77% dalam periode yang sama.

Harga saham BBTN bergerak dalam tren positif setelah sukses merampungkan penerbitan saham baru melalui skema rights issue. Dari aksi korporasi ini, perseroan mengantongi dana Rp 4,13 triliun yang akan digunakan untuk menopang ekspansi pembiayaan baru.  

Sebelumnya, manajemen BBTN menjelaskan dana hasil rights issue akan meningkatkan kapasitas pembiayaan BBTN, terutama untuk segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Menteri BUMN Erick Thohir bahkan menyebut, BBTN bakal mampu melipatgandakan pembiayaan paska mendapatkan suntikan modal baru.

Sejumlah analis menilai BBTN memiliki fundamental yang lebih kuat dan lebih tahan banting di saat Bank Indonesia baru saja menaikkan suku bunga acuannya (BI7DDR) 25 basis poin menjadi 5,75%.

Baca Juga: BBRI BMRI BBCA & BBTN Diprediksi Cetak Laba Besar, Saham Apa Yang Prospek Investasi?

Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah mengatakan, setelah bunga acuan naik, bank menghadapi tantangan cost of fund. Deposan cenderung mencari bank yang berani menawarkan bunga simpanan lebih tinggi.

“Namun, bank yang memiliki likuiditas mencukupi dan porsi CASA yang melimpah akan terhindar dari situasi ini,” katanya, Selasa (24/1).

Sementara Tirta CItradi, Analis MNC Sekuritas mengatakan, ketika bank lain dihadapkan pada pilihan menaikkan bunga simpanan untuk memupuk likuiditas, BBTN justru sibuk memikirkan ekspansi.

“Dengan kecukupan likuiditas dan biaya dana yang semakin membaik, BBTN bakal lebih kompetitif. Termasuk bersaing di segmen rumah kelas menengah atas,” jelasnya.

Ia menambahkan, jika BBTN berhasil menuntaskan rencana penjualan aset berupa high rise building (apartemen) dan mall dengan total outstanding kurang lebih Rp 1 triliun maka fundamental bank pelat merah ini akan semakin solid.

Rencana penjualan aset buruk itu akan menurunkan non-performing loan (NPL) dan loan at risk (LAR) secara bersamaan. Namun, BTN saat ini masih menunggu persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait itu.

Tirta menjelaskan, selain NPL yang membaik, struktur biaya dana juga menjadi salah satu daya tarik BBTN di mata investor.  Cost of fund yang terus turun mampu meningkatkan profitabilitas perseroan.  

Baca Juga: Sepanjang Tahun Ini, BTN Proyeksikan Bisnis Wealth Management Naik 20%

BBTN meraih laba bersih Rp2,28 triliun pada periode Januari-September 2022, meningkat 50,11% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan laba disumbang pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang menembus Rp11,54 triliun, melesat 31,84% secara year on year (YoY).

Peningkatan pendapatan bunga bersih  ditopang oleh penurunan beban bunga sebesar 24,29% dari Rp 9,81 triliun pada akhir September 2021 menjadi Rp7,43 triliun pada akhir September 2022. Alhasil, cost of fund hanya sebesar 2,36% per akhir September 2022, lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,28%.

Penurunan biaya dana justru terjadi ketika penghimpunan DPK terus meningkat dan suku bunga acuan sudah terkerek naik. Ini menunjukkan bahwa BBTN memiliki likuiditas yang sangat kuat sehingga tidak terjebak praktik bunga deposito tinggi untuk meraup dana dari masyarakat. Likuiditas BBTN tercermin pada loan to deposits ratio (LDR) sebesar 92,6% pada akhir kuartal III-2022.

DPK naik 7,41% menjadi Rp312,85 triliun. Bila dibedah lagi, peningkatan DPK banyak terjadi pada produk giro yang melesat 33,57% menjadi Rp97,88 triliun. sementara itu tabungan turun tipis 4,14% menjadi Rp45,71 triliun dan deposito turun 0,61% menjadi Rp169,26 triliun.

Hal ini otomatis memperbaiki struktur dana karena porsi current account saving account (CASA) terhadap DPK naik menjadi 45,9%, atau posisi tertinggi sejak 2018. Bermodalkan CASA yang meningkat, BTN percaya diri untuk mengurangi wholesale funading, atau pendanaan di luar DPK.

Sebagai catatan, sebanyak 26 analis memberikan rating pada saham BBTN, dengan 17 diantaranya memberikan rekomendasi buy dan 8 memberikan rekomendasi hold, dan 1 memberikan rekomendasi sell.

Rata-rata analis memasang target harga BBTN pada level 2.091 dengan estimasi tertinggi di level 2.700 dan estimasi terendah di 1.310.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×