kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham BBCA makin tertekan, analis: Investor khawatir kredit macet naik


Kamis, 16 April 2020 / 14:49 WIB
Saham BBCA makin tertekan, analis: Investor khawatir kredit macet naik
ILUSTRASI. Pekerja membersihkan menara BCA di Jakarta, Selasa (12/3/2019). Pada perdagangan Kamis (16/4) pukul 14.15 harga saham BBCA turun 4,83% ke posisi Rp 26.100 per saham. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih tertekan. Pada perdagangan Kamis (16/4) pukul 14.15 harga saham BBCA turun 4,83% ke posisi Rp 26.100 per saham. Dalam seminggu, saham BBCA sudah terkoreksi 7,99%.

Head of Research Analyst FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo menilai, tertekannya saham BBCA karena ada kekhawatiran pelaku pasar terhadap penurunan kinerja bank swasta ini.

Baca Juga: IHSG masih melemah 2,59% pada perdagangan sesi II Kamis (16/4)

Pada Februari 2020, BCA tercatat hanya membukukan laba bersih Rp1,42 triliun. Nilai ini turun 14,6% ketimbang Februari 2019 (year on year/YoY) dan melorot 51,1% dari bulan sebelumnya (month to month/MoM). Namun, laba perseroan secara total dua bulan pertama tersebut mencapai Rp 4,33 triliun atau masih tumbuh 13,7% YoY.

Sehingga, Wisnu bilang, hal tersebut memberi beban untuk pergerakan harga sahamnya, selain di saat yang sama kondisi makro sekarang tidak bagus akibat pandemi covid-19 dan penurunan pertumbuhan ekonomi baik global maupun domestik.

Padahal, BBCA bakal membagikan dividen final tahun buku 2019. Total dividen final yang akan dibayar BBCA adalah Rp 11,22 triliun.

Baca Juga: IHSG merosot 3,14%, ini 10 saham net sell terbesar asing di sesi I, Kamis (16/4)

Dengan tambahan total dividen interim yang dibayar Desember lalu Rp 2,46 triliun, maka total laba BCA yang dibagi sebagai dividen adalah Rp 13,68 triliun atau 47,90% dari laba bersih BCA tahun lalu Rp 28,56 triliun.

Menurut Wisnu, pembagian dividen dalam jangka panjang memang cukup menarik, namun bagi trader yang sifatnya jangka pendek mereka masih akan wait and see dahulu sembari menunggu rilis laporan keuangan kuartal 1 2020 dan memantau perkembangan pandemi Covid-19.

“Prospek BBCA untuk tahun 2020 tentu banyak tekanan, seperti meningkatnya resiko kredit macet dan penyaluran kredit cenderung akan tertekan karena dunia industri ikut tertekan,” paparnya pada Kontan.co.id, Kamis (16/4).

Baca Juga: Tak bertenaga, IHSG melemah 3,14% ke 4.480,862 pada penutupan sesi I hari ini

Ia menyarankan pelaku pasar untuk wait and see lebih dulu saham BBCA sembari menunggu koreksi lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×