Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berencana melakukan aksi korporasi dengan memecah nilai nominal saham (stock split). Emiten perbankan swasta nasional terbesar di tanah air ini akan memecah nilai saham dengan rasio 1:5.
Dengan aksi korporasi ini, total jumlah saham BBCA akan membesar dari 24,65 miliar saham menjadi 123,27 miliar saham. Sedangkan nilai nominal saham akan berubah dari Rp 62,5 per saham menjadi Rp 12,5 per saham.
Manajemen BBCA menyebut stock split ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham BBCA di Bursa Efek Indonesia dan harga saham BBCA menjadi lebih terjangkau bagi para investor ritel, termasuk demografi investor muda.
“Sehingga diharapkan akan meningkatkan jumlah pemegang saham perusahaan," ungkap Raymon Yonarto, Sekretaris Perusahaan BBCA, dalam keterbukaan informasi di laman BEI, Jumat (30/7).
Baca Juga: Bakal stock split dengan rasio 1:5, begini prospek saham Bank BCA (BBCA) ke depan
Sejumlah analis menilai, aksi korporasi ini bakal membuat saham BBCA semakin menarik bagi investor ritel.
Analis Erdikha Elit Sekuritas Ivan Kasulthan menilai, aksi korporasi yang dilakukan emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini cukup menarik. Dipecahnya jumlah saham BBCA saat ini tentu akan berdampak kepada likuiditas saham.
“Harga ini lebih terjangkau jika dibandingkan harga sebelum stock split tentunya,” terang Ivan. Per Jumat (30/7), saham BBCA berada di level Rp 29.850 per lembar. Dengan asumsi adanya stock split 1:5, diperkirakan saham bisa jadi relatif murah ke harga Rp 5.970 per lembarnya.
Baca Juga: Simak prediksi analis soal harga saham Bank BCA (BBCA) usai stock split
Senada, Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, dengan wacana stock split ini bisa membuat saham BBCA menjadi lebih terjangkau bagi investor ritel. “Dari harga 1 lot saham Rp 3 jutaan, kini menjadi lebih kecil dana yang diperlukan untuk memiliki saham BBCA,” terang William, Jumat (30/7).
Saat ini, William mengatakan saham BBCA berada pada resistance Rp 32.000 – Rp 34.000. William merekomendasikan buy on weakness (BOW) saham BBCA dalam area Rp 29.900 - Rp 28.000.
Dengan harga saham BBCA yang telah merosot sekitar 11,82% secara year-to-date (ytd), Ivan menilai pemecahan nilai saham ini bisa menjadi katalis positif untuk saham BBCA yang bisa dikoleksi oleh investor retail.
Secara teknikal, untuk saat ini saham BBCA memang masih bergerak sideways antara rentang support Rp 29.700 dan resistance Rp 30.900. Ivan juga merekomendasikan buy on weakness (BOW) saham BBCA.
Selanjutnya: BCA catat perolehan laba tertinggi pada semester I 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News