Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Meski begitu, dia mengaku tak ada jaminan penurunan suku bunga kredit akan diikuti dengan peningkatan kualitas penyaluran kredit. "Ini bisa berdampak pada potensi peningkatan non performing loan (NPL) yang akhirnya jadi risiko untuk pertumbuhan profitabilitas perbankan," kata Catherina.
Analis Artha Sekuritas Frederik Rasali mengungkapkan, permintaan Jokowi agar perbankan menurunkan bunga kredit memberikan sentimen negatif bagi perbankan."Bila bunga kredit kembali diturunkan tanpa bunga deposito diturunkan tentunya tidak baik karena margin pasti akan turun," kata Frederik.
Baca Juga: Sah, BCA resmi rampungkan akuisisi Bank Royal
Jika likuiditas cukup ketat, maka bank enggan menurunkan bunga kredit. Sementara, dari sisi permintaan masih cukup kuat sehingga tidak ada alasan untuk menurunkan suku bunga. "Kalau kondisi normal biasanya butuh waktu 4 sampe 6 bulan tergantung dari tenor deposito pada industri perbankan supaya tidak terjadi mismatch dan menekan pendapatan," ucap Frederik.
Frederik melihat, bank BUKU IV saat ini masih cukup menarik karena dari sisi pendanaan dan kemampuan menghimpun dana masih lebih besar. Sisi infrastruktur perbankan BUKU IV juga paling kuat ketimbang beberapa bank lain. Frederik merekomendasikan investor untuk membeli saham BBNI dengan target harga Rp 9.200.
Baca Juga: Jokowi Minta Bank Segera Turunkan Bunga Kredit premium
Dengan kondisi harga saham perbankan saat ini, Kepala Riset Infovesta Wawan Hendrayana menyampaikan investor bisa memanfaatkan untuk membeli saham BBRI dengan target harga Rp 4.400 hingga akhir tahun, kemudian buy saham BBCA dengan target harga Rp 32.000 per saham.
Selain itu beberapa saham emiten perbankan yang masih cukup menarik. Wawan merekomendasikan buy saham BBNI dengan harga Rp 8.000 per saham dan buy saham BMRI dengan target harga Rp 7.200 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News