Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Setali tiga uang, Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai, selain karena kinerja yang menurun, turunnya saham MYOR dan GOOD juga akibat valuasi kedua saham ini yang dianggap sudah mahal.
Sehingga, kedua saham ini mengalami tekanan jual atau aksi profit taking yang terus berlanjut. “Ketika harga sudah dalam tren, maka penurunan akan terus berlanjut,” ujar Sukarno.
Di sisi lain, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menilai, turunnya harga saham MYOR diakibatkan turunnya penjualan yang terimbas dari turunnya daya beli masyarakat. Sehingga, tahun depan penjualan MYOR juga masih berpotensi terusik dengan adanya penurunan daya beli masyarakat.
“Tapi memang benar secara kinerja, kedua emiten baik Garudafood dan Mayora masih menarik,” ujar Hendriko kepada Kontan.co.id, Senin (16/12).
Baca Juga: Harga saham turun 22,14% dari awal tahun, cermati rekomendasi saham Mayora (MYOR)
Hendriko menilai, kedua saham ini masih memiliki potensi untuk turun namun sudah mulai terbatas. Untuk itu, Hendriko merekomendasikan wait and see untuk saham MYOR. Pun begitu dengan Sukarno yang memberi rekomendasi wait and see untuk kedua saham ini.
Sementara William merekomendasikan wait and see untuk saham MYOR dan beli (buy) saham GOOD dengan target harga Rp 1.600–Rp 1.750 per saham.
Baca Juga: Pantas Tambah Kaya, Harga Saham Para Konglomerat Ini Naik Terus
Pada perdagangan hari ini, saham GOOD ditutup menguat 0,33% level Rp 1.515 per saham. Sementara saham MYOR bergeming di level Rp 2.020 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News