Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pelemahan harga batubara, beberapa analis menilai saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) masih menarik. Dalam riset Selasa (18/2), analis Danareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri menilai diversifikasi bisnis yang dilakukan oleh ADRO dan bisnis non-batubara di bidang energi menjadikan ADRO menarik untuk dicermati.
Untuk diketahui, entitas usaha ADRO yakni PT Tanjung Power Indonesia, yang memiliki pembangkit listrik 2x100 megawatt (MW) di Tanjung, Kalimantan Selatan, sukses memulai operasi komersial atas unit keduanya (100 MW) pada Desember 2019 silam. Emiten konstituen Indeks Kompas100 ini juga tengah merampungkan proyek PLTU Bhimasesa Power Indonesia.
Selain itu, ADRO juga ketambahan produksi dari bisnis coking coal-nya. Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu mengatakan, Kestrel Coal Mine (Kestrel) yang berfokus pada produksi coking coal berpotensi menopang kinerja ADRO. Sebab, Kestrel menyasar konsumen perusahaan baja sehingga diprediksikan dapat mendorong net profit ADRO.
Baca Juga: Ekspor Adaro Energy (ADRO) belum terdampak virus corona
Melansir laporan kinerja ADRO per 2019, Kestrel mencatat produksi batubara yang dapat dijual sebesar 6,76 juta ton, melonjak 42% secara year-on-year (yoy). Di sisi lain, total penjualan batubara Kestrel sepanjang 2019 mencapai 6,55 juta ton. Penjualan ditujukan ke negara-negara produsen baja di Asia, utamanya ke India.
Tahun ini, Adaro Energy menargetkan earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) sebesar US$ 900 juta hingga US$ 1,2 miliar. Dessy menilai, target ini tidak jauh berbeda dengan proyeksi Samuel Sekuritas Indonesia yang menargetkan EBITDA ADRO sebesar US$1,02 miliar pada 2020.
Stefanus juga menilai, sasaran EBITDA ini masih sejalan dengan proyeksi Danareksa Sekuritas yakni sebesar US$ 1,1 miliar pada 2020.
Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) alokasikan capex hingga US$ 400 juta, untuk apa saja?
Stefanus mempertahankan rekomendasi beli untuk saham ADRO dengan target harga Rp 1.800 per saham. Dessy merekomendasikan beli saham ADRO dengan target harga Rp 1.600 per saham.
Pada perdagangan Selasa, saham ADRO ditutup menguat 0,76% ke level Rp 1.330 per saham. Secara year-to-date, saham emiten sektor pertambangan ini telah terjungkal 14,47%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News