kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Saat ini pasar saham kurang kondusif, calon emiten baru perlu siasat


Minggu, 24 November 2019 / 21:38 WIB
Saat ini pasar saham kurang kondusif, calon emiten baru perlu siasat
ILUSTRASI. Pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus yang menimpa Narada Assets Manajemen dan PT Hanson International Tbk (MYRX) mengakibatkan pasar kurang kondusif.

nalis Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengamati, pasca kejadian itu investor menjadi lebih berhati-hati. Walau memiliki sentimen yang positif sekali pun, kondisi kurang kondusif ini tetap menjadi tantangan bagi calon-calon perusahaan yang akan melantai di bursa saham.

Baca Juga: Kebijakan OJK dan BEI untungkan saham bluechip

"Tantangan IPO sekarang banyak ARB (Auto Reject Bawah) sejak kasus MYRX dan Narada," ungkapnya ketika dihubungi Kontan.co.id, Minggu (24/11). Investor mungkin akan menahan diri untuk melakukan pembelian saham IPO.

Menghadapi hal ini, beberapa langkah yang dapat dilakukan salah satunya mencari investor yang strategis. Pada kesempatan sebelumnya Hans Kwee pernah menyampaikan bahwa perusahaan yang baru sahamnya melantai di bursa begitu bergantung pada kerakteristik investor yang membeli sahamnya.

Saham emiten akan lebih berisiko jika dilepas ke pasar berjumlah besar dan dimiliki oleh investor ritel.

Sebab, begitu saham masuk di pasar, investor ritel akan secara cepat memperdagangkannya. Sehingga harga saham berpotensi naik maupun turun secara signifikan. Berbeda ketika saham dipegang oleh standby investor yang bersedia menyimpan saham dalam jangka panjang, harga saham akan lebih stabil.

Baca Juga: Empat saham milik Narada masuk UMA, simak pergerakan harganya hari ini

Padahal, lanjut Hans, yang terjadi di pasar ritel ini tidak sesuai dengan aturan yang ada. Ini yang menyebabkan beberapa emiten terkena auto reject bawah belakangan ini.

"Cari investor strategis agar IPO nya berhasil," jelasnya ketika dihubungi Kontan.co.id, Minggu (24/11). Selain itu, ia menambahkan perlu bagi perusahaan untuk memperbaiki kinerja dan pendapatan. Di samping itu,  komunikatif menyampaikan kinerjanya ke publik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×