kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saat dollar koreksi, platinum melaju


Selasa, 13 Oktober 2015 / 07:16 WIB
Saat dollar koreksi, platinum melaju


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga platinum menanjak sejak pekan lalu. Pelemahan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) dan ancaman berkurangnya pasokan platinum menjadi penopang utama lonjakan harga platinum.

Mengutip Bloomberg, Senin (12/10) pukul 13.30 WIB, harga platinum kontrak pengiriman Januari 2016 di bursa Commodity Exchange naik 0,7% ke US$ 988,9 per ons troi. Selama sepekan terakhir platinum melesat 8,3%. Lonjakan harga platinum terjadi menyusul spekulasi Bank Sentral AS (The Fed) belum akan menaikkan suku bunga tahun ini.

Hal tersebut memberikan sentimen negatif pada dollar AS. Ini menguntungkan komoditas yang dijual dalam dollar AS. Harga platinum mencatat kenaikan paling tinggi secara mingguan, jika dibandingkan komoditas logam lain. Soalnya ancaman penurunan produksi turut melambungkan harga platinum.

Negara penghasil platinum terbesar di dunia, Zimbabwe meminta perusahaan tambang seperti Impala Platinum Holdings Ltd dan Anglo American Platinum Ltd untuk mengurangi konsumsi listrik sebesar 25%. Tujuannya, agar dapat mengurangi pemakaian air yang dipergunakan sebagai tenaga listrik.

Maklum, Zimbabwe tengah menghadapi masalah kekurangan air. Ini dapat mengganggu produksi platinum. Pengamat komoditas Ibrahim mengatakan, tanda-tanda perlambatan ekonomi di AS hingga akhir tahun ini memang membawa sentimen negatif pada pergerakan dollar AS, sehingga berdampak positif pada harga platinum.

Di sisi lain, persoalan ekonomi China masih akan membayangi pergerakan harga platinum dalam jangka panjang. Salah satu pengamat ekonomi Tiongkok memprediksi, pertumbuhan ekonomi negaranya masih akan melambat hingga akhir tahun ini.

Pengaruhnya besar karena Tiongkok merupakan konsumen platinum terbesar di dunia. "Ekonomi China yang melambat bisa dijadikan alasan untuk profit taking," ujar Ibrahim. Meski produksi berkurang, jika permintaan turun maka harga pun sulit bangkit.

Sebelum ada permintaan mengurangi konsumsi listrik, produsen platinum sebenarnya sudah mulai melakukan efisiensi. Di antaranya dengan menutup beberapa tambang dan mengurangi pegawai. "Kita masih harus melihat apakah ancaman berkurangnya produksi ini mampu membuat harga naik," lanjut Ibrahim.

Sepekan ke depan, investor akan mencermati rilis berbagai data ekonomi China yang dapat mempengaruhi pergerakan harga platinum. Di antaranya adalah data neraca perdagangan yang diperkirakan surplus US$ 46,9 miliar atau turun dari sebelumnya US$ 60,2 miliar. Lalu ada data indeks harga konsumen (CPI) yang diperkirkan turun menjadi 1,8% dari sebelumnya 2% serta indeks harga produsen (PPI) yang diprediksi tetap di level minus 5,9%.

Secara teknikal Ibrahim melihat, indikator bollinger band dan moving average (MA) 10% di atas bollinger tengah. Indikator stochastic terlihat wait and see. Sedangkan moving average convergence divergence (MACD) dan relative strength index (RSI) 60% positif. Pada Selasa (13/10), Ibrahim menduga, harga platinum dapat melanjutkan penguatan dan bergerak di rentang US$ 987-US$ 989,7 per ons troi. Lalu sepekan ke depan, harga diprediksi di US$ 986,5-US$ 992 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×