kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Rupiah unggul seiring profit taking pada dollar AS


Selasa, 13 Maret 2018 / 18:22 WIB
Rupiah unggul seiring profit taking pada dollar AS
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi profit taking investor terhadap dollar Amerika Serikat, membuat rupiah pada Selasa (13/3) menguat terhadap dollar AS.

Mengutip Bloomberg, Selasa (13/3), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,09% ke level Rp 13.752 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia juga mencatat penguatan rupiah sebesar 0,07% menjadi Rp 13.757 per dollar AS.

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, saat ini, indeks dollar AS sudah mulai mengendur. Optimisme pasar terhadap kondisi perekonomian di AS tak sekuat pekan lalu. Ia melihat, rupiah hari ini menguat karena adanya aksi profit taking terhada dollar AS.

Namun, Reny mengatakan, penguatan rupiah kali ini masih dibayangi sikap waspada investor yang menantikan hasil rapat FOMC pada 22 Maret 2018. "Jadi sebaiknya investor tidak terlalu apresiasi menghadapi penguatan rupiah hari ini, karena masih ada potensi risiko yang harus dijaga dengan rencana naiknya suku bunga AS," katanya, Selasa (12/3).

Ia memproyeksikan, besok, rupiah berpotensi menguat terbatas di rentang Rp 13.730 per dollar AS-Rp 13.786 per dollar AS. Penguatan yang terbatas ini terjadi karena data domestik seperti cadangan devisa Indonesia per Februari 2018 turun US$ 3,92 miliar month on month.

Selain itu, Reny menyebut, fokus pelaku pasar masih mengantisipasi data inflasi AS yang akan dirilis Selasa malam. "Pasar mengekspektasikan inflasi AS sebesar 2,2%. Kalau inflasi tumbuh lebih tinggi maka masih ada potensi pembalikan arah. Artinya Indonesia harus bersiap menghadapi pelemahan rupiah kembali," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×