Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah terus menguat setelah Amerika Serikat (AS) memutuskan tidak membalas serangan Iran. Mengutip Bloomberg, Kamis (9/1), pukul 10.18 WIB rupiah menguat 0,35% atau naik 47 poin ke Rp 13.853 per dolar AS.
Rupiah tersebut menguat dibandingkan harga penutupan perdagangan Rabu yang di posisi Rp 13.900 per dolar AS.
Posisi ini juga menguat dari harga di pembukaan pada pukul 8.11 WIB, dimana kurs rupiah spot menguat 0,25% ke Rp 13.865 per dolar AS. Ini adalah posisi terkuat rupiah sejak 7 Juni 2018.
Baca Juga: Rupiah mencapai level terkuat sejak Juni 2018
Penguatan ini juga tak terlepas dari meredanya potensi perang AS-Iran dan pengumuman cadangan devisa oleh Bank Indonesia per Desember 2019 yang naik sebesar US$ 126,6 miliar menjadi US$ 129,2 miliar dolar AS dari bulan November 2019.
Kemarin, Bloomberg juga melaporkan bahwa Indonesia mendapatkan pesanan US$ 5,9 miliar untuk obligasi global yang ditawarkan US$ 2 miliar.
Penawaran masuk untuk obligasi global bertenor 10 tahun mencapai US$ 3,6 miliar dari rencana penerbitan US$ 1,2 miliar. Sedangkan penawaran masuk untuk obligasi bertenor 30 tahun mencapai US$ 2,3 miliar. Indonesia hanya menerbitkan US$ 800 juta untuk obligasi global tenor panjang ini.
Baca Juga: Prediksi Kurs Rupiah: Ada Peluang di Tengah Konflik AS-Iran
Selain rupiah, dolar Singapura juga menguat tipis 0,01% ke 1.3501 terhadap dolar AS. Mata uang China, yuan juga menguat 0,22% ke 6.9255 per dolar AS dan dolar Australia juga menguat 0,07% ke 0.6870 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News