CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Rupiah Terus Melemah, Gara-Gara masalah Global


Selasa, 28 Oktober 2008 / 10:55 WIB
Rupiah Terus Melemah, Gara-Gara masalah Global


Reporter: Djumyati Partawidjaja | Editor: Test Test

Bak mimpi buruk di siang bolong yang kembali terjadi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika pada siang hari ini sempat jatuh ke Rp 11.950 dan mulai menguat kembali ke Rp 11.000. Pergerakan yang cepat seperti ini membuat beberapa analis pasar uang percaya rupiah bisa melemah ke Rp 12.000- Rp 13.000 dalam singkat.

Penyebabnya tak lain tak bukan dari kelangkaan mata uang USD di pasar-pasar uang dunia. “Kerugian bank-bank besar di Amerika membuat mereka kekurangan dana dan mulai menarik kredit yang pernah diberikan. Akibatnya, banyak investor menarik aset-asetnya di emerging market dan membawa dolar kembali ke Amerika,” terang Fauzi Ichsan Global Economist Standard Chartered Bank.  
 
Jadi tak perlu heran kalau mata uang dari negeri Paman Sam itu menguat ke hampir semua mata uang dunia gara-gara langka. “Sebenarnya kalau kita melihat penurunan nilai rupiah dari awal tahun, penurunannya belumlah terlalu buruk dibandingkan yang lain,” tambah Fauzi. 

Menurut Fauzi, untuk data nilai tukar Senin (27/10) rupiah baru melemah 14,2%, Sementara Bath Thailand sudah 15,1%, Peso Philipina 16,4%, Rupee India 21,5%, Poundsterling Inggris 23,2%, New Zealand Dolar 30%, dan Won Korea 35,7%. 

“Pasar pasti panik, tapi nilai tukar yang ada sekarang ini bukanlah ekuilibrium yang baru. Saya masih memprediksi untuk jangka panjang nilai rupiah itu di bawah Rp 10 ribu,” tambah Fauzi. Celakanya, pelemahan rupiah yang terlalu cepat dan berlangsung lama bisa jadi membawa imbas ke berbagai sektor lainnya.
 
Sayang sekali, para analis pun susah untuk memprediksi kondisi luar biasa ini akan berlangsung berapa lama, karena faktor penyebab utama pelemahan rupiah ini adalah kondisi global. “Krisis yang terjadi di tahun 1997-1998 dan 2001-2005 itu kan kebanyakan terjadi karena domestik. Sementara yang ini kan global,” terang Fauzi.  

Meskip[un bulan depan ada pemilihan Presiden baru di Amerika Serikat, bukan berarti kondisi global akan segera membaik. “Ya mungkin kalau Obama yang terpilih, banyak orang melihatnya sebagai munculnya harapan baru,” harap Fauzi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×