kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rupiah tertekan sentimen eksternal dalam sepekan terakhir


Jumat, 01 Maret 2019 / 17:02 WIB
Rupiah tertekan sentimen eksternal dalam sepekan terakhir


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali melemah dalam satu pekan terakhir setelah dihantam sejumlah sentimen eksternal. Mengutip Bloomberg, kurs rupiah ditutup melemah 0,36% ke level Rp 14.120 per dollar AS pada Jumat (1/3). Dalam sepekan, rupiah di pasar spot telah terkoreksi 0,44%.

Setali tiga uang, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia (BI) juga melemah 0,34% ke level Rp 14.111 per dollar AS pada hari ini. Sepanjang pekan ini, rupiah di BI terdepresiasi 0,22%.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, rupiah tertekan setelah negosiasi dagang antara AS dan China belum membuahkan hasil yang konkret. Bahkan, Presiden AS Donald Trump mengancam akan meninggalkan negosiasi dengan China jika tak kunjung memberi hasil positif.

Masih soal AS, pertemuan Trump dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un soal denuklirisasi yang berlangsung di Vietnam juga berakhir tanpa hasil. “Konflik geopolitik yang memanas membuat dollar AS kembali diburu sebagai aset safe haven,” ujar Faisyal.

Dollar AS pun masih solid kendati data pertumbuhan ekonomi AS di kuartal keempat 2018 lalu hanya mencapai 2,6%. Angka ini jauh di bawah pencapaian di kuartal sebelumnya sebesar 3,4%, namun lebih baik dari perkiraan konsensus sebesar 2,2%.

Para pelaku pasar menafsirkan data tersebut sebagai pertanda bahwa The Fed masih bisa menaikkan suku bunga acuan AS satu kali lagi di tahun ini.

Dari dalam negeri, belum ada sentimen positif yang bisa mendorong pergerakan rupiah. Deflasi yang terjadi di bulan Februari juga belum mampu menopang mata uang garuda. “Pengaruh deflasi tertutup oleh penguatan dollar AS,” kata Faisyal.

Ia melanjutkan, perkembangan negosiasi dagang AS-China dan efek gagalnya kesepakatan denuklirisasi dapat mempengaruhi pergerakan rupiah sepanjang pekan depan.

Rupiah juga bisa diterpa oleh sentimen masalah Brexit berhubung para pelaku pasar sudah mulai fokus terhadap voting di kalangan parlemen yang berlangsung pada 12 Maret nanti.

Prediksi Faisyal, rupiah berpeluang bergerak di kisaran Rp 13.900—Rp 14.230 per dollar AS selama pekan depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×