Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keperkasaan dollar Amerika Serikat (AS) atas rupiah semakin tak terbendung. Di pasar spot, Selasa (3/10), valuasi rupiah tergelincir tipis 0,01% ke level Rp 13.542 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Serupa, di kurs tengah Bank Indonesia, rupiah ambruk 0,61% menjadi Rp 13.582 per dollar AS.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, koreksi pada mata uang Garuda disebabkan tekanan dari eksternal khususnya dari Negeri Paman Sam. Pertama, data ekonomi AS yang dirilis Senin (2/10) malam, lebih baik dari ekspektasi pasar. Yakni, indeks manufaktur AS yang berada di level 60,8 atau lebih tinggi dari perkiraan pasar di level 57,9.
Kedua, data ekonomi di kawasan Eropa dan Inggris cenderung buruk. "Ini membuat indeks dollar AS terus menguat dan diikuti oleh yield US treasury," kata Josua, Selasa (3/10).
Ketiga, rencana The Fed untuk melakukan normalisasi neraca keuangan masih menjadi sokongan bagi the greenback. Keempat, munculnya nama Kevin Warsh sebagai calon pengganti Janet Yellen. Pelaku pasar terlebih menyukai Warsh karena lebih hawkish.
Sementara dari dalam negeri, belum ada data kuat lainnya yang dapat membantu rupiah untuk rebound. Karena itu, Josua pun memprediksi, Rabu (4/10), rupiah kembali koreksi walau dalam rentang terbatas. "Masih melemah tapi sudah terbatas dengan kisaran pergerakan di Rp 13.500-Rp 13.590 per dollar AS," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News