Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rupiah masih terdepresiasi pada Kamis (24/5). Hingga pukul 9.30 di Jakarta, pairing (USD/IDR) terdepak ke posisi terlemahnya di tahun ini, yaitu di 9.363. Kemarin, rupiah juga keok di level 9.359.
Pengamat Valas, Rachmat Wibisono menilai, tekanan dari pasar global masih berlanjut. Pasalnya, investor masih ragu akan komitmen petinggi Eropa untuk meyelesaikan krisis keuangan di kawasan itu. Padahal tadi malam, para petinggi Uni Eropa sudah bertekad untuk keluar dari krisis tersebut. "Banyak kesepakatan, namun tidak ada realisasinya," ungkapnya, Kamis (24/5).
Menurut Rachmat, karena spekulasi investor masih tinggi, maka mereka cenderung menarik dananya untuk ditukar ke mata uang dollar AS.
Lanjutnya, keengganan investor mengoleksi rupiah, juga akibat risiko investasi Indonesia dalam Credit Default Swap (CDS) yang terus naik. Pada akhir perdagangan kemarin (23/5), CDS bertenor 10 tahun naik ke posisi 284,58 dari hari sebelumnya di 264,61.
Rachmat memprediksi, hari ini, rupiah masih akan melemah di kisarani 9.300 - 9.350.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News