Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) akhirnya merealisasikan rencana pengurangan obligasi mulai Oktober nanti. Rencananya pemangkasan ini akan dilakukan dengan nilai awal sebesar US$ 10 miliar dan jumlahnya akan dinaikkan setiap tiga bulan hingga neraca keuangan The Fed turun menjadi US$ 1 triliun.
Meski berpotensi semakin memperkuat posisi mata uang dollar Amerika Serikat (AS), tetapi sejumlah analis masih tetap optimistis nilai tukar rupiah mampu bertahan.
Putu Agus Pransuamitra, Analis PT Monex Investindo Futures menilai, jika rencana tersebut mulai diterapkan, penguatan The greenback masih belum signifikan. Menurutnya, pengurangan aset hanya akan membuat porsi dollar AS yang beredar berkurang, tetapi penguatan nilai tukar dollar masih menanti kepastian kenaikan suku bunga acuan pada bulan Desember nanti.
“Pasar lebih fokus menanti The Fed merealisasikan kenaikan suku bunga dari pada mengurangi jumlah asetnya,” ungkapnya, Senin (25/9).
Hal tersebut juga berlaku sama ketika berhadapan dengan mata uang Garuda. Dengan sokongan fundamental Indonesia yang cukup positif, menurutnya, potensi penguatan dollar AS masih bisa diimbangi penguatan rupiah. Apalagi dalam dua bulan berturut-turut, Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan untuk memacu perekonomian dalam negeri. Menurutnya. rupiah masih akan berada di kisaran Rp 13.300 per dollar AS.
Senada, analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk, Reny Eka Putri menyebut, keputusan The Fed untuk mengurangi asetnya dianggapnya bukan hal yang baru karena sudah mulai disampaikan sejak tiga bulan lalu. Menurutnya, rencana ini telah sejak lama diperkirakan pasar.
“Dari dalam negeri, kondisi fundamentalnya cukup bagus,” paparnya.
Meski ada peluang terkoreksi, namun, kata Reny, hal ini masih wajar. Belum lagi selama ini Bank Indonesia memang berusaha menjaga rupiah agar tidak terlalu kuat demi meningkatkan ekspor.
Katanya, walaupun pada akhir tahun The Fed menaikkan suku bunga, kemungkinan rupiah masih akan bertengger pada level Rp 13.400 per dollar AS. Sedangkan sepanjang tahun 2017, rata-rata akan berada pada level Rp 13.350 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News