CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Rupiah terseret pemangkasan suku bunga


Senin, 25 September 2017 / 18:28 WIB
Rupiah terseret pemangkasan suku bunga


Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Meski sempat menguat pada awal perdagangan, kurs rupiah ditutup tertekan di pasar spot, Senin sore (25/9). Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah melemah 0,10% ke level Rp 13.325 per dolar AS.

Sedangkan, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia (BI) justru menguat 0,15% ke level Rp 13.305 per dollar AS.

Analis SoeGee Futures, Nizar Hilmy berpendapat, pasar terkejut akibat keputusan BI menurunkan suku bunga acuan atau 7-Day Repo Rate menjadi 4,25%. Ini meleset dari ekspektasi. “Sebelumnya, tidak ada sinyal dari BI akan memangkas suku bunga,” ujarnya, Senin.

Namun, Ridho Ramadhan, Ekonom & Foreign Exchange Trader Bank Bukopin menyebut, pasar tidak perlu terlalu khawatir dengan pelemahan rupiah hari ini. Sebab, kisaran pergerakan rupiah dinilai masih lebih stabil ketimbang akhir pekan lalu.

Ridho mengatakan, pagi tadi, rupiah sempat menguat karena posisi Non-delivery forward (NDF) yang terus turun. “Tapi pada perdagangan siang, kita mulai terdepresiasi oleh solidnya dollar AS,” katanya.

Keputusan hasil pertemuan FOMC pada pekan lalu disinyalir masih berdampak pada pergerakan rupiah di awal pekan ini. Khususnya mengenai kebijakan The Fed yang tetap membuka potensi kenaikan suku bunga acuan serta dampak dari balance sheet yang dilakukan bank sentral Amerika Serikat pada Oktober mendatang.

“Kalau dilihat, tendensi trader masih bullish terhadap dollar AS akibat dampak normalisasi balance sheet yang diterapkan Fed bulan depan,” papar Ridho.

Sementara itu, Nizar menuturkan, meski sempat dilanda bencana badai dan tingkat inflasi yang masih rendah, hal itu tidak mempengaruhi The Fed untuk tetap membuka peluang naiknya suku bunga acuan. Alhasil, posisi dollar masih cukup kuat dan rupiah untuk beberapa waktu terpaksa harus menyesuaikan kondisi tersebut.

Nizar menambahkan, belum ada berita terbaru, baik dari Indonesia maupun Amerika Serikat yang berpotensi mempengaruhi pergerakkan rupiah, Selasa (26/9). Namun, ia menilai pasar akan menanti pidato Ketua The Fed mengenai inflasi dan moneter di negeri Paman Sam. “Karena pidatonya Selasa malam, kemungkinan dampaknya baru terasa pada Rabu nanti,” katanya.

Prediksi Nizar, Selasa, kurs rupiah masih akan melemah di kisaran Rp 13.300-Rp 13.340 per dollar AS. Senada, Ridho meyakini rupiah bakal terdepresiasi di kisaran Rp 13.300-Rp 13.360 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×