Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Jum'at (22/9), kurs rupiah di Bank Indonesia (BI) tercatat melemah 0,41% ke level Rp 13.325 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara di pasar spot, kurs rupiah terhadap dolar AS menguat tipis 0,2% di level Rp 13.312.
Research & analyst Asia Tradepoint Futures, Andri Hardianto mengatakan, pergerakan rupiah banyak dipengaruhi oleh sentimen eksternal, seperti hasil FOMC. "Terkoreksinya harga komoditas juga mendorong pelemahan rupiah," kata Andri.
Meski begitu, ia memperkirakan kurs rupiah berpotensi bangkit berkat kuatnya sentimen domestik, terutama setelah BI menurunkan suku bunga acuan atau BI 7-day reverse repo rate menjadi 4,25%. "Langkah pelonggaran moneter yang cukup hati-hati dan terukur oleh BI ini bisa saja direspon positif oleh pasar," ujar Andri.
Setali tiga uang, Ridho Ramadhan, foreign exchange dealer Bank Bukopin, juga yakin rupiah berpeluang menguat, Senin (25/9), seiring dengan dampak dipangkasnya suku bunga acuan.
Namun, ia berpendapat masih ada sejumlah sentimen global yang berisiko menahan penguatan rupiah dalam beberapa waktu ke depan. Di antaranya pernyataan The Fed yang akan normalisasi balance sheet mulai Oktober nanti dan kelanjutan potensi kenaikan suku bunga acuan AS. "Ditambah S&P yang memangkas rating China yang secara gradual akan berdampak terhadap negara emerging market lainnya," ungkap Ridho.
Ridho pun memprediksi rupiah berpotensi menguat pada Senin (25/9) di kisaran Rp 13.240-Rp 13.360 per dollar AS. Sedangkan Andri meramalkan kurs rupiah terhadap mata uang negeri Paman Sam akan menguat di kisaran Rp 13.270-Rp 13.340 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News