Reporter: Dimas Andi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs spot rupiah terhadap dollar Amerika Serikat ditutup menguat 0,13% ke level Rp 14.375 per dollar AS pada perdagangan Jumat (6/7). Namun, dalam sepekan terakhir rupiah di pasar spot alami pelemahan 0,31% terhadap the greenback.
Di sisi lain, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia melemah 0,15% ke level Rp 14.409 per dollar AS. Dalam sepekan, rupiah juga terkoreksi tipis 0,03% terhadap dollar AS.
Analis Global Kapital Investama, Nizar Hilmi mengatakan, penguatan rupiah di hari ini lebih bersifat teknikal karena dollar AS sudah berkali-kali mengalami penguatan. Namun, secara umum, rupiah masih berada dalam tren bearish akhir-akhir ini.
Hal ini tak lepas dari sentimen konflik perang dagang antara AS, China, dan negara-negara besar lainnya. Hari ini pun AS akan mulai mengenakan bea impor 25% atas 818 produk asal China.
Di samping itu, sentimen ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS sebanyak dua kali lagi di tahun 2018 juga berdampak negatif bagi rupiah. “Kalau naik hingga 50 basis points (bps) di sisa tahun ini, maka suku bunga acuan AS bisa mencapai 2,5% dan menjadi yang tertinggi di negara maju,” ujarnya.
Kondisi semakin pelik lantaran Indonesia masih berada dalam kondisi current account deficit sehingga pelemahan rupiah sulit dibendung. Bahkan, kenaikan suku bunga acuan dan intervensi lainnya yang dilakukan oleh BI belum bisa meredam rupiah secara berkelanjutan.
Nizar memprediksi, rupiah masih akan melanjutkan pelemahannya pada pekan depan. Ruang penguatan bagi rupiah juga sebenarnya masih terbuka, walau sangat terbatas. Ini mengingat indeks dollar AS sudah terlampau tinggi. “Sulit bagi indeks dollar menembus lebih dari level 95,” katanya.
Ia pun memproyeksikan, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.300—Rp 14.450 per dollar AS pada pekan depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News