Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka melemah pada hari ini. Senin (9/9), rupiah dibuka melemah ke level Rp 15.473 per dolar Amerika Serikat (AS).
Ini membuat rupiah melemah 0,61% dibanding penutupan Jumat (6/9) yang berada di level Rp 15.378 per dolar AS. Alhasil, rupiah pun menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia.
Hingga pukul 09.16 WIB, seluruh mata uang di Asia melemah. Di mana peso Filipina berada satu level lebih baik dari rupiah setelah anjlok 0,53%.
Berikutnya, ringgit Malaysia tertekan 0,44% dan yen Jepang yang turun 0,41%. Disusul, dolar Taiwan yang koreksi 0,38%.
Selanjutnya, yuan China terlihat tergelincir 0,17%. Lalu ada baht Thailand dan won Korea Selatan yang sama-sama koreksi 0,08%.
Kemudian, dolar Singapura turun 0,03% dan dolar Hongkong melemah 0,008% terhadap the greenback.
Baca Juga: IHSG Cetak Rekor, Indeks LQ45 dan Indeks Unggulan Lainnya Masih Tertekan
Meski dibuka melemah, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai rupiah masih berpotensi menguat.
"Rupiah berpotensi melanjutkan penguatannya sejalan dengan potensi perlambatan inflasi AS," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (8/9).
Data Non Farm Payroll pada Agustus 2024 sebesar 142 ribu, lebih tinggi dari angka bulan Juli yang direvisi ke bawah menjadi 89 ribu namun tetap di bawah perkiraan 160 ribu.
Sementara, tingkat pengangguran di Amerika Serikat turun menjadi 4,2% pada Agustus 2024 dari level tertinggi Oktober 2021 sebesar 4,3% pada bulan sebelumnya, sejalan dengan ekspektasi pasar.
Ini menyusul data rilis data ADP Employment yang peningkatannya lebih rendah daripada ekspektasi. Data ketenagakerjaan ini mengafirmasi pelonggaran pasar tenaga kerja di AS, sehingga ekspektasi penurunan suku bunga Fed kembali meningkat.
"Pasca rilis data tenaga kerja AS bulan Agustus, sentimen di pasar keuangan AS cenderung mixed, namun indeks dolar ditutup sedikit menguat," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News