kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Rupiah semakin loyo di tengah antisipasi hasil FOMC


Rabu, 02 Mei 2018 / 20:25 WIB
Rupiah semakin loyo di tengah antisipasi hasil FOMC
ILUSTRASI. Petugas menghitung uang kertas mata uang rupiah


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali ditutup melemah terhadap dollar AS pada perdagangan Rabu (2/4). Mata uang negeri Paman Sam semakin menguat terdorong yield US Treasury yang mencapai level tertinggi. Sementara, data ekonomi domestik membebani mata uang Garuda.

Mengutip Bloomberg, Rabu sore, nilai tukar rupiah di pasat spot melemah 0,25% ke level Rp 13,948 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia juga mencatat pelemahan rupiah sebesar 0,42% menjadi Rp 13.936 per dollar AS.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, rupiah kembali ditutup melemah pada hari ini karena merespons sentimen penguatan dollar AS yang mencapai level tertinggi empat bulan terakhir.

Salah satu pemicu kenaikan indeks dollar AS adalah laju yield US Treasury tenor dua tahun yang kemarin (1/5) mencapai level tertinggi sejak September 2008, yaitu di level 2,5%.

Sementara, lanjut Faisyal, dari sisi domestik, data inflasi tahunan yang dirilis lebih tinggi dari bulan sebelumnya berdampak negatif ke rupiah. Ia mencatat inflasi tahunan pada April 2018 sebesar 3,41%, naik dibandingkan April 2017 pada level 3,40%. Inflasi inti per April 2018 sebesar 2,69%, lebih tinggi dibandingkan April tahun sebelumnya yaitu 2,67%.

"Inflasi yang meningkat berdampak negatif ke rupiah," kata Faisyal, Rabu (2/5).

Lanjut Faisyal, pada perdagangan Kamis (3/5), pelaku pasar akan fokus pada keputusan rapat Federal Open Market Committee (FOMC). Ia memperkirakan, pernyataan The Fed akan bernada hawkish, karena data inflasi AS sudah mendekati 2%. Itu artinya, bakal berefek kurang bagus terhadap rupiah.

Sedangkan, ekonom BCA David Sumual mengatakan, apabila AS melalui FOMC tidak mengubah keputusan kenaikan suku bunga The Fed yang dalam tahun ini diperkirakan tiga kali, maka rupiah berpotensi rebound.

Sebaliknya, jika besok The Fed menyatakan ada perubahan keputusan peningkatan suku bunga, maka rupiah berpotensi melemah.

David memproyeksikan, besok, rupiah bergerak di rentang Rp 13.890-Rp 13.980 per dollar AS. Sementara, Faisyal meramalkan, rupiah masih cenderung melemah di kisaran Rp 13.900-Rp 14.000 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×