Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbaikan ekonomi Benua Biru menguatkan otot mata uang euro dan juga poundsterling. Tak heran, nilai tukar rupiah terhadap dua mata uang ini melemah sepanjang 2017.
Nilai tukar rupiah berada di level Rp 16.223 per euro pada Jumat (29/12). Rupiah sudah melemah 14,56% terhadap euro dalam setahun ini. Sejalan, nilai tukar rupiah pun tergerus hingga 10,73% terhadap poundsterling ke level Rp 18.310.
Pergerakan rupiah nampaknya tak bisa menandingi euro yang disokong oleh perekonomian Uni Eropa yang kekar. Memang zona Eropa sempat cegukan lantaran sentimen partai ekstrem kanan, krisis Katalunya dan gagalnya koalisi partai Jerman. Namun agenda stimulusnya berhasil membangkitkan perekonomian benua ini.
"Ekonomi Eropa mulai berjalan baik sejak pengumuman stimulus, Bank Sentral Eropa juga menyatakan masih akan menjalankan stimulus sampai target inflasi mereka tercapai," jelas Analis Monex Investindo Futures Faisyal, kepada Kontan.co.id
Penguatan euro juga bakal berlanjut lantaran Jerman mencatat indeks iklim bisnis Ifo yang kuat dan bisa menopang pergerakan euro. Memang peningkatan iklim bisnis Jerman pada Desember berada di level 117,5 lebih rendah dari capaian November di 117,6 yang memecahkan rekor.
Namun Faisyal yakin berikutnya Jerman akan terus mendorong Eropa. Dus, euro akan ungguli dollar dan membuat rupiah terlempar ke level Rp 16.000-Rp 16.700 per euro di tahun depan.
Pelemahan rupiah juga terjadi di hadapan mata uang Inggris. Walau diterpa badai Brexit dan gejolak dari Irlandia, Inggris masih memberi sinyal ekonomi yang relatif kuat.
Bahkan tahun depan, ada potensi Bank Sentral Inggris (BOE) akan menaikkan suku bunganya bila politik dan ekonomi internalnya terus stabil. Atas pertimbangan tersebut, Faisyal perkirakan rupiah bisa terdampar ke kisaran Rp 18.000-Rp 18.700 per sterling tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News